Minggu, 12 Mei 2013

TRANSPIRASI DAN EVAPORASI



I.PENDAHULUAN
1.1. TEORI
Tidak semua air yang ada dalam tubuh tanaman dimanfaatkan oleh tanaman tersebut untuk kelangsungan hidupnya melainkan air tersebut dapat hilang dalam bentuk uap air yang prosesnya di kenal dengan istilah evaporasi. Evaporasi merupakan adanya respon terhadap temperatur dan ini adalah dasar yang bagi kehidupan tumbuhan dimana molekul gas berdifusi lebih cepat pada temperatur tinggi. Kehilangan air bagi tanaman juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat tanaman itu hidup. Tumbuhan yang ada di daerah tropika kehilangan airnya bisa mencapai 500 liter perhari sedangkan pada tanaman padang pasir seperti kaktus, kehilangan airnya kurang dari 25 ml perhari. Ini karena daerah padang pasir persedian airnya sangat minim dan permukaan dari kaktus sangat kecil sehingga kaktus menekan terjadinya penguapan dan meminimalisir dehidrasi tanaman ( Bidwell, 1979 ).
Didalam tubuh tanaman air berfungsi sebagai pelarut. Air dapat membuat lingkungan yang sesuai untuk berlangsungnya proses fisiologis dan juga merupakan bagian penyusun tanaman seperti sitoplasma. Jumlah air yang terkandung pada tanaman tergantung pada jenis tanaman tersebut, misalnya tanaman herba lebih banyak mengandung air dibandingkan tanaman perdu. Air yang terkandung pada keseluruhan tubuh tanaman berkisar antara 80-90%, kadar air untuk tiap-tiap tanaman berbeda-beda sesuai dengan habitat dan spesiesnya. Air mengisi hampir seluruh bagian tanaman tersebut (Greulach, 1976 ).
Proses fisiologis dari suatu tanaman tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya air yang cukup. Air sangat penting dalam reaksi-reaksi metabolisme tubuh. Dengan adanya air maka mineral-mineral yang ada di dalam tubuh dan hasil-hasil pembentukan makanan di daun diangkut ke jaringan tertentu dalam bentuk terlarut dalam air tersebut (Kramer, 1960).
          Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Sebagian para ahli menyebutkan transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel, 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar (Lakitan, 2004).
          Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi (Darmawan, 1983).
          Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini memengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer (Campbell, 2002).
          Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah (Kimball, 1989).
Daun mempunyai peranan penting dalam hal hilangnya molekul air dari tumbuhan. Hal ini disebabkan permukaan daun lebih mudah bersentuhan dengan udara dibanding dengan organ lain dari tanaman. Kegiatan transprasi dipengaruhi oleh besar kecilnya luas permukaan daun, jumlah stomata, jumlah bulu pada permukaan daun dan juga faktor luar seperti intensitas cahaya, temperature, dan kelembapan (Lakitan,2004).
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin) (Salisbury, 1995).
          Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran layu tetap – kapasitas lapangan. Sedangkan Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan (Jumin, 1992).
          Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap" (Wilkins, 1984)
          Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat. Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi (Suwirmen, 2011).
Perbedaan antara transpirasi dengan evaporasi adalah : pada tranpirasi 1). proses fisiologis atau fisika yang termodifikasi 2.) diatur bukaan stomata 3.) diatur beberapa macam tekanan 4.) terjadi di jaringan hidup 5.) permukaan sel basah, pada evaporasi 1.) proses fisika murni 2.) tidak diatur bukaan stomata 3.) tidak diatur oleh tekanan 4.) tidak terbatas pada jaringan hidup 5.) permukaan yang menjalankannya menjadi kering.Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan. Misal: tanaman jagung, dari 100% air yang diserap: 0,09% untuk menyusun tubuh, 0,01% untuk pereaksi, 98,9% untuk ditranspirasikan (Fitter , 1991).
Peranan transpirasi, 1.)Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel 2.)Penyerapan dan pengangkutan air dan hara 3.)Pengangkutan asimilat 4.)Membuang kelebihan air 5.) Pengaturan bukaan stomata 6.) Mempertahankan suhu daun. Macam-macam transpirasi: 1.)Stomater :80-90% total transpirasi, 2.) Kutikuler: 20% total transpirasi, 3.) Lentikuler : 0,1% total transpirasi. Transpirasi sangat berkaitan dengan stomata, stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman.. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Lakitan, 2004).
          Adaptasi tumbuhan terhadap transpirasi, pada daun tumbuhan seperti pohon cemara, jati dan akasia mengurangi penguapan dengan cara menggungurkan daunnya di musim panas.Pada tumbuhan padi-padian, liliacea dan jahe-jahean,tumbuhan jenis ini mematikan daunnya pada musim kemarau. Pada musim hujan daun tersebut tumbuh lagi. Contoh kaktus: Melocactus curvispinus. Tumbuhan yang hidup di gurun pasir atau lingkungan yang kekurangan air (daerah panas) misalnya kaktus, mempunyai struktur adaptasi khusus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang terdapat di daerah panas, jika memiliki daun maka daunnya berbulu, bentuknya kecil-kecil dan kadang-kadang daun berubah menjadi duri dan sisik (Fitter , 1991).
Lapisan lilin kulit luar daunnya tebal, mempunyai lapisan lilin yang tebal dan mempunyai sedikit stomata untuk mengurangi penguapan. Beberapa tumbuhan di gurun pasir daunnya menutup (mengatup) pada siang hari dan membuka pada malam hari untuk menghindari penguapan yang berlebih. Sistem perakaran tumbuhan di daerah panas memiliki akar yang panjang-panjang sehingga dapat menyerap air lebih banyak (Salisbury, 1995).

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum mengenai Transpirasi dan Evaporasi adalah untuk menghitung luas permukaan daun, menentukan laju evaporasi, transiprasi dorsiventral daun, dan struktur stomata serta aktifitas membuka-menutup stomata.

II. PELAKSANAAN PRATIKUM

2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum hubungan air dengan tumbuhan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2011 pukul 13.30 wib.

2.2. Alat dan Bahan
Untuk percobaan pengukuran luas permukaan daun, perkiraan laju evaporasi dan transpirasi permukaan dorsiventral daun digunakan alat-alat yaitu timbangan analitik, kertas merang, jepitan kertas, selotip, gunting, dan vaseline sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun tanaman Swetania macrophyla, Bougenville spectabilis.
          Pada percobaan kedua yaitu struktur stomata dan aktifitas membuka-menutup stomata digunakan alat-alat yaitu microskop, kaca objek, cover glass, larutan sukrosa, Nacl 1M sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun tanaman Rhoe discolor, Aloe vera.

2.3. Cara Kerja
2.3.1. Pengukuran Luas Permukaan Daun, Perkiraan Laju Evaporasi dan Transpirasi Permukaan Dorsiventral Daun
            a. Menghitung luas daun
            Diambil lembaran daun dari Swetania macrophyla dan Bougenville spectabilis lalu ditempelkan pada selembar kertas yang telah diketahui berat dan luasnya, dibuat jiplakan daun di atas kertas tersebut, kemudian haisl jiplakan digunting dan ditimbang, dengan demikia luas daun dapat dihitung dengan rumus :
Luas daun : Berat guntingan gambar daun x luas kertas
                                                                  Berat kertas
            b. Perkiraan kecepatan evaporasi daun
            Diambil lembaran daun yang telah diketahui luas permukaannya, kemudian ditimbang dan digantung di bawah cahaya matahari dalam interval waktu 30 menit, dilakukan penimbangan dan dihitung kecepatan evaporasi dengan rumus :
Besar penguapan : waktu
Luas permukaan daun
            c. Perkiraan laju respirasi daun permukaan dorsiventral
            Diambil dua lembar daun ditimbang dan direndam dalam air, daun pertama diolesi dengan vaselin pada bagian permukaan atas, dan pada daun ke dua diolesi vaselin pada bagian bawah, ditimbang kembali, kedua daun tersebut dijemur di bawah matahari selama 1 jam dan ditimbang kembali, dan dibandingkan hasil tranpirasi stomata dan transpirasi kutikula.

2.3.2    Strukutur Stomata dan Aktifitas Membuka-Menutup Stomata
            Pada kaca objek ditetesi akuadest, sayatan epidermis atas dan bawah lembaran daun Rhoe discolor dan Aloe vera diletakkan diatas kaca objek yang telah ada akuadest, lalu ditutup secara hati-hati dengan cover glass di amati dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil 4x10, difokuskan pengamatan pada 1-2 stomata serta perbesaran ditingkatkan sampai 40x10, lalu digambarkan struktur stomta yang diamati, ditetesi salah satu bagian dengan sukrosa dan sisi lain dihisap akudestnya dengan menggunakan tissue, catat waktu yang diperlukan untuk proses yang terjadi lalu ditetesi kembali dengan akuadest dan sisi yang lain dihisap dengan tissue lalu amati, catat waktu yang diperlukan, kemudian tetesi kembali dengan Nacl 1 M dan dihisap disisi bagian lain dengan tissue, dicatat waktu yang diperlukan, lalu ditetesi kembali dengan akuadest dan dihisap kembali, lalu ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

2.4 Parameter Pengamatan
Pada pratikum transpirasi dan evaporasi yaitu yang diamati adalah luas permukaan daun dengan penjiplakan, penimbangan sesuai waktu interval dengan menggunakan rumus untuk mendapatkan hasilnya, laju evaporasi, transpirasi dorsiventral dengan mengamati perbedaan pada kecepatan transpirasi stomata dan kutikula dengan pemberian vaselin dipermukaan atas dan bawah daun,  dan struktur stomata serta aktifitas membuka dan menutup stomata.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1. Pengukuran Luas Permukaan Daun, Perkiraan Laju Evaporasi dan Transpirasi Permukaan Dorsiventral Daun
          a. Menghitung luas daun
          Berat kertas = 3,6 gr
          Luas kertas = 703, 05 cm2
-          Berat dan luas daun Bougenville spectabilis
Berat
Luas Permukaan Daun
0,11 gr
21, 13 cm2
0,1 gr
19,2 cm2
0,11 gr
21,13 cm2

-          Berat dan luas daun Swetania microphyla
Berat
Luas Permukaan Daun
0,08 gr
15,36 cm2
0,09 gr
17,28 cm2
0,11 gr
21,13 cm2

Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap hilangnya molekul air dari tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1985), bahwa daun mempunyai peranan yang penting dalam hilangnya molekul air dari tumbuhan. Besar kecilnya luas permukaan daun merupakan salah satu faktor internal penting.

          b. Kecepatan evaporasi daun
            - Daun Bougenville spectabilis
Berat
Setelah di jemur
Kecepatan evaporasi
0,36 gr
0,33 gr
0,0000667 gr/cm2/menit
           
          

  - Daun Swetania macrophyla
Berat
Setelah di jemur
Kecepatan evaporasi
0,33 gr
0,42 gr
0,00423 gr/cm2/menit

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecepatan evaporasi paling tinggi terdapat pada daun Swetania macrphyla yang terkena sinar matahari dan memiliki permukaan daun lebih luas daripada daun Bougenville spectabilis yang memiliki permukaan daun lebih sempit. Seperti yang telah di katakan oleh Dwidjoseputro (1985), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju evaporasi adalah cahaya. Tumbuhan jauh lebih cepat berevaporasi bilamana lebih terbuka terhadap cahaya, dibandingkan dalam keadaan gelap. Selain itu factor internal yang mempengaruhi hilangnya molekul air (penguapan), yaitu besar kecilnya luas permukaan daun dan jumlah stomata. Semakin besar luas permukaan suatu daun maka jumlah stomatanya juga semakin banyak sehingga kecepatan evaporasinya semakin tinggi. Sebaliknya semakin kecil luas permukaan daunnya maka jumlah stomatanya semakin sedikit sehingga kecepatan evaporasinya semakin rendah.

c. Laju respirasi permukaan daun dorsoventral
- Daun Bougenville spectabilis
Berat Awal
Setelah diberi vaselin
Setelah dijemur
0,39 gr
Permukaan atas 0,40 gr
0,33 gr
0,44 gr
Permukaan bawah 0,43 gr
0,45 gr

-   Daun Swetania macrophyla
Berat Awal
Setelah diberi vaselin
Setelah dijemur
0,41 gr
Permukaan atas 0,39 gr
0,42 gr
0,43 gr
Permukaan bawah 0,43 gr
0,46 gr

Pada permukaan atas daun biasanya dilapisi oleh kutikula untuk mengurangi penguapan. Selain itu, penambahan vaselin juga dapat mengurangi penguapan pada permukaan atas daun tersebut. Sedangkan pada permukaan bawah daun terdapat stomata sehingga menyebabkan terjadinya transpirasi yang lebih besar. Walaupun permukaan bawah daun diolesi vaselin, vaselin tersebut berfungsi menutupi stomata, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap kecepatan transpirasi pada stomata di daun. Seperti yang dikatakan oleh Devlin (1975), bahwa transpirasi melalui kutikula lebih sedikit dibandingkan dengan transpirasi melalui stomata. Hal ini disebabkan oleh adanya lapisan penghalang pada kutikula, seperti lapisan lilin dan wax yang dapat menahan laju transpirasi pada kutikula.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Dwidjoseputro (1985), bahwa transpirasi dapat dipengaruhi oleh factor dalam dan factor luar. Factor dalam, antara lain jumlah dan letak stomata, tebal dan tipisnya permukaan daun, serta tebal atau tipisnya kutikula. Sedangkan factor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi adalah cahaya, temperature, kelembaban udara, angin, debu, dan kandungan air tanah.
Menurut Kimbal (1989), bahwa tekstur dan struktur daun dari suatu tanaman akan menentukan kecepatan transpirasinya, contoh : tanaman yang mempunyai daun yang tipis dan tanpa dilapisi oleh kutikula, lilin ataupun bulu-bulu daun akan mengalami transpirasi paling cepat dibandingkan dengan daun yang tebal dan ditutupi lapisan kutikula, lilin dan bulu-bulu daun. Begitu juga halnya dengan tempat tumbuh tanaman, apabila tanaman yang tumbuh di daerah kering akan mudah mengalami transpirasi dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh ditempat lembab.

3.1.2 Struktur stomata dan aktifitas membuka dan menutup stomata
Perlakuan
Epidermis Atas Rhoe discolor
Epidermis Bawah Rhoe discolor
Epidermis Atas Aloe vera
Epidermis Bawah Aloe vera

Aquadest
Tidak ada karena epidermis atasnya ditutupi oleh lapisan yang menyebabkan stomata tidak terlihat
Sel pengiring berwarna merah muda dan membuat stomata membuka
Stomata menutup
Stomata menutup


Sukrosa
Terjadi perubahan selama 10 menit dengan sel pengiring berwarna merah muda dan agak memudar dengan stomata hampir tertutup
Terjadi perubahan selama 65,5 detik dan stomata membuka
Terjadi perubahan selama 73,5 detik dengan stomata membuka



Aquadest
Terjadi perubahan selama 5 menit, dengan warna stomata semakin memudar yang tertinggal hanya bayang-bayang sel penutup dengan warna sel pengiring menjadi putih bening dan membuka
Terjadi perubahan selama 19,5 detik dan stomata menutup
Terjadi perubahan selama 28,5 detik dan stomata menutup







Nacl
Terjadi perubahan selama 2 menit 7 detik sel pengiring benar-benar bening dan stomata membuka
Terjadi perubahan selama 12,5 detik dan stomata membuka
Terjadi perubahan selama 40,5 detik dan stomata membuka




Aquadest
Terjadi perubahan selama 3 menit dan stomata semakin berwarna pucat
Terjadi perubahan selama 12,5 detik dan stomata menutup
Terjadi perubahan selama 12,5 detik dan stomata menutup





          Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor.  Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 2004).    

          Salisbury dan Ross (1995) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu :
1. Faktor eksternal : Intensitas cahaya matahari, konsentra si CO2 dan asam absisat
(ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air,
sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam
daun juga menyebabkan stomata membuka.
2. Faktor internal (jam biologis) : Jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari
sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi pembasan ion yang
menyebabkan stomata menutup (Haryanti, 2011).
          Stomata pada tumbuhan berbeda karena perbedaan keadaan letak sel penutup, penyebarannya, bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membukanya sel penutup, jumlah dan letak sel tetangga pada tumbuhan dikotil dan monokotil, letak sel-sel penutup terhadap permukaan epidermis, dan antogene/asal-usulnya. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
·         Luas daun mempengaruhi kecepatan evaporasi. Semakin lebar daun semakin besar evaporasinya.
·         Jika bagian ventral daun ditutup, maka transpirasi kutikuler terjadi
·         Jika bagian dorsal ditutup, maka transpirasi stomata terjadi
·         Transpirasi stomata lebih besar dibandingkan transpirasi kutikuler
·         Faktor mempercepat transpirasi ada 2 yaitu, faktor luar ( lingkungan ) dan faktor dalam ( tanaman )
·         Faktor luar meliputi ; kelembaban udara, suhu, kecepatan angin, cahaya, tekanan udara, debu, ketersediaan air.
·         Faktor dalam meliputi ; Keadaan stomata ( letak, jumlah, dan bukaannya ) dan keadaan daun ( tebal atau tipis, banyak atau sedikit trikom, dan tebal atau tipis kutikula ).

4.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk lebih serius dalam menjalani praktikum agar tujuan dari praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan praktikan dapat mengetahui dan memahami prosedur kerja.     


Lampiran  :
1. Mengukur Luas Permukaan Daun
Pada percobaan mengukur luas permukaan daun, didapatkan hasil sebagai berikut:
Berat kertas = 3,66 gram       
Luas Kertas = 703,05 cm2
Berat kertas guntingan jiplakan daun Bougenville spectabilis  a = 0,11 gram
                                                                                                   b = 0,1 gram
                                                                                                    c = 0,11 gram
Maka Luas daun Bougenville spectabilias a  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                       = 0,11 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                       = 21,13 cm2
Maka Luas daun Bougenville spectabilias b  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                       = 0,1 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                       = 19,2 cm2
Maka Luas daun Bougenville spectabilias c  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                       = 0,11 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                       = 21,13 cm2
Berat kertas guntingan jiplakan daun Swetania macrophyla  a = 0,08 gram
                                                                                                 b = 0,09 gram
                                                                                                  c = 0,11 gram
Maka Luas daun Swetania macrophyla  a  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                     = 0,08 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                     = 15,36 cm2


Maka Luas daun Swetania macrophyla  b  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                     = 0,09 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                     = 17,28 cm2
Maka Luas daun Swetania macrophyla  b  = Berat guntingan x Luas Kertas
                                                                              Berat Kertas
                                                                     = 0,11 gram  x   703,05 cm2
                                                                             3,66 gram
                                                                     = 21,13 cm2
2. Kecepatan evaporasi daun
Pada percobaan menghitung kecepatan Evaporasi didapatkan hasil sebagai berikut :
Berat daun Bougenville spectabilis sebelum dijemur = 0,36 gram
Setelah dijemur = 0,35 + 0,32 + 0,32
                                           3
                          = 0,33 gram
Kecepatan evaporasi daun Bougenville spectabilis = Besar Penguapan  : waktu
                                                                                         Luas daun
                                                                                 = 0,33 gram    :  30 menit
                                                                                     21,13 cm2
                                                                                = 0,0000667 gr/cm2/menit
Berat daun  Swetania macrophyla  sebelum dijemur = 0,33 gram
Setelah dijemur = 0,42 + 0,42 + 0,43
                                           3
                          = 0,42 gram
Kecepatan evaporasi daun Swetania macrophyla  = Besar Penguapan   : waktu
                                                                                         Luas daun
                                                                               = 0,42 gram    :  30 menit
                                                                                   0,33 cm2
                                                                              = 0,00423 gr/cm2/menit
3. Laju respirasi permukaan daun dorsoventral
Berat awal Bougenville spectabilis a = 0,39 gram
                                                         b = 0,44 gram

Transpirasi Stomata Bougenville spectabilis (diolesi bagian atas)
            Kehilangan uap air
            Berat Awal -  Berat Akhir
            0,390,40 = -0,01 gram
Transpirasi Kutikula Bougenville spectabilis (diolesi bagian bawah)
            Kehilangan uap air
            Berat Awal – Berat Akhir
            0,440,43 = 0,01 gram
Berat awal Swetania macrophyla  a = 0,41 gram
                                                      b = 0,43 gram
Transpirasi Stomata Swetania macrophyla  (diolesi bagian atas)
            Kehilangan uap air
            Berat Awal -  Berat Akhir
            0,410,42 = -0,01 gram
Transpirasi Kutikula Swetania macrophyla  (diolesi bagian bawah)
            Kehilangan uap air
            Berat Awal – Berat Akhir
            0,430,46 = -0,03 gram









Tidak ada komentar:

Posting Komentar