BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pepper
pratikum Perkembangan Hewan II ini merupakan pegangan dan petunjuk bagi kami
(mahasiswa) untuk dapat melaksanakan pratikum. Karena pepper ini berisi
materi-materi yang akan di pratikumkan dengan syarat setiap mahasiswa wajib
membuat pepper. Dengan adanya pepper ini membantu kami (para mahasiswa) untuk
belajar sebelum pratikum.
Materi
yang akan dipelajari pada pratikum ini adalah “ORGANOGENESIS” pada hewan
Vertebrata yaitu pada Amfhibia dan aves. Organogenesis berperan dalam
pembentukan organel pada tahap embriologi.
1.2
Tujuan
-
Untuk
mengetahui proses perkembangan organogenesis
-
Untuk mengetahui fase-fase apa saja yang terbentuk pada setiap jam
1.3 TINJAUN
PUSTAKA
Organogenesis adalah proses pembentukan
organ-organ tubuh atau alat tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada
fase gastrula. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk
primitif) menjadi fetus (bentuk
definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang
spesifik bagi keluarga hewan dalam 1 species (Yatim,1976).
Lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula akan mengalami
diferensiasi, yaitu :
a.
Lapisan ektoderm akan
berdiferensiasi menjadi jantung, otak, integumen, rambut dan alat indera.
b.
Lapisan mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah dan
alat eksresi seperti ren.
c.
Lapisan endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi
seperti pulmo.
Organogenesis terdiri dari 2
periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Selama pertumbuhan
terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dan bentuk
primitif menjadi bentuk definitif, yang khas bagi suatu species, seperti adanya
bentuk katak, ayam, atau sapi (Djuhanda, 1981).
Turunan lapisan ektoderm yaitu :
a.
Bumbung neural
b.
Bakal epidermis
c.
Neural crost
Pada bumbung neural akan terbentuk
otot, kelenjar hipofisis dan sistem saraf cranial motoris. Sedangkan pada bakal
epidermis akan terbentuk serat kepala, mulut, anus, serta puting pengecap
(Djarubito, 1990)
Bumbung neural akan mengalami differensiasi
yang kemudian terbentuk otak melalui 3 cara, yaitu :
a.
Anatomi
b.
Jaringan
c.
Secara seluler
Pembentukan otak melalui anatomi,
yaitu :
Sel-sel mengalami perubahan,
bumbung neural dan lumennya akan menggembung dan akan terjadi kontriksi,
membentuk chamber atau ruang otak dan spinal otak. Akibatnya pada proses ini
awalnya akan terbentuk 3 ruang, yaitu :
a.
Otak depan
b.
Otak tengah
c.
Otak belakang
Otak depan, tengah dan belakang
akan mengalami perubahan (Barnet, 1988).
Pembentukan otak melalui jaringan,
yaitu :
Bumbung neural awal dibangun oleh
germinal neural pittelium yang kemudian membentuk sel saraf dan sel glial yang
terdiri dari satu lapis sel yang berhubungan dengan sel selaput luar maupun sel
selaput dalam dengan proses dan posisi inti berbeda ketinggian. Ketinggian ini
ditentukan oleh tahap siklus sel. Lapisan sel ektoderm membentuk permukaan
dalam bumbung neural (Salmah, 1982).
Sohato pleura atau bagian luar
splanchno pleura akan membatasi alat-alat dalam awal pertumbuhan. Sehingga akan
terbentuk suatu kantong yang berlapis 2, yaitu :
a.
Lapisan luar (mesoderm)
b.
Lapisan dalam
(ektoderm)
Ektoderm merupakan bantalan,
berongga yang disebut “CAVUR AMNII”. Yang berisi cairan liqor amnii dan
bangunan seluruhnya disebut amnion (Djuhanda, 1981).
Hubungan yang erat dari plasenta
menyebabkan kalau keturunan lahir timbul pendarahan, dengan demikian plasenta
dibagi 2 golongan, yaitu :
a.
Decidua
b.
Adecidua
Macam-macam plasenta, yaitu :
Pada pokoknya dikenal dua macam,
yaitu:
a.
Plasenta diffusa
Dimana
chorion penuh dengan villi dan dalam hal ini chorion disebut chorion frondosum.
b.
Plasenta tidak
berdiffusa
Villi
dirini tidak menutupi seluruh chorion, hingga dengan demikian kita menjumpai
bagian chorion yang tidak mengandung villi, bagian ini disebut chorion leave.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
-
Plasenta zonaria
Yaitu
dimana plasenta berupa sebagai suatu cincin
-Plasenta
cotyledonaria
Yaitu
dimana plasenta berupa sebagai pulau-pulau berkelompok-kelompok dan tiap pulau
disebut cotyledon.
-Plasenta
discoidalis
Yaitu
dimana plasenta berupa suatu discus (Yatim, 1976).
BAB
II
PELAKSANAAN
PRATIKUM
2.1 Waktu & Tempat
Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di
labor Perkembangan Hewan pada jam 14:00 siang pada tanggal 9 & 16
Desember 2010.
2.2 Alat &
Bahan
Preparat permanen, mikroskop.
2.3 Cara Kerja
1. Ambil preparat permanen katak dan ayam, sesuai dengan jam dan pembelahannya
2. Ambil satu persatu pada mikroskop
3. Catat hasilnya dibuku gambar
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Proses segmentasi Pembelahan 2 sel Blastula Gastrula awal Gastrula akhir 3 lapis embrional neural plate |
Tunas ekor Neural tube Braindevelopment Opticus Optic vesicle stage Brain opticus |
3.1.2 Pada Aves
24 jam 33 jam 48 jam 56 jam 65 jam 72 jam 96 jam |
3.2
Pembahasan
3.2.1 Pada Katak
Yaitu pertama melalui proses segmentasi di lanjut ke
pembelahan 2 sel lalu masuk ke fase blastula terus grastula awal dan grastula
akhir kemudian terjadi pembelahan 3 sel di lanjutkan ke proses neural plate dan
dilanjutkan lagi ke tunas ekor dan neural tube, brain development, lanjut ke
opticus, opticus vesicle stage dan brain opticus. Setiap tahap terjadi
perbedaan bentuk karena terjadi perubahan dan pembelahan.
3.2.2 Pada Aves
Pada fase 24 jam somit terpisah dan caput belum sempurna,
pada fase 33 jam caput mulai menyatu, 48 jam caput dan somit mulai menyatu dan
dikelilingi oleh selaput embrionik, pada fase selanjutnya mulai muncul mata,
dan kantung alantois.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil percobaan hari ini kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu:
-
Lapisan tubuh embrio ada 3 macam
- Organogenesis terdiri 2 periode
- Plasenta ada 2 golongan
4.2
Saran
Laporan pratikum ini
saya akui masih banyak kekurangan. Demi sempurnanya laporan ini untuk itu saya
minta saran dan pesan dari para pembaca sehingga dengan adanya kritik dan saran
dari pembaca dapat membuat laporan ini sesempurna mungkin karena laporan ini
sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk kita semua. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Barnet,
Robert D. 1988. Zoologi Umum edisi
Keenam. Erlangga : Jakarta
Djarubito,
Brotowidjoyo. 1990. Zoologi Dasar.
Erlangga LP4 : Jakarta
Djuhanda,
Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan.
Armico : Bandung
Yatim,
Wildan. 1976. Embriologi. Tarsito :
Bandung
Salmah,
Siti. 1982. Zoologi. Unand : Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar