Minggu, 12 Mei 2013

METODE – METODE LAPANGAN



          Di dalam dunia taksonomi, interaksi dengan berbagai spesimen hewan sering terjadi, banyak diantara spesimen hewan yang dijadikan kajian di dalam mata kuliah Taksonomi Hewan Vertebrata ini didapatkan dengan cara menangkap langsung di alam, sehingga para ahli sangat memikirkan bagaimana cara mengidentifikasi hewan-hewan yang ada di lapangan. Akhirnya para ahli tersebut membuat cara-cara yang mudah untuk mendapatkan hewan-hewan tersebut. Cara-cara yang mudah untuk mendapatkan hewan-hewan tersebut dikenal dengan nama Metode-Metode Lapangan. Metode Lapangan itu sendiri adalah berbagai metode untuk menangkap jenis-jenis hewan khususnya hewan vertebrata dan melibatkan alat-alat yang membutuhkan keterampilan tersendiri dalam pemakaiannya. Ada dua macam metode yang dapat digunakan untuk menangkap hewan di lapangan, yaitu metode pasif dan metode aktif. Metode pasif merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan hewan vertebrata dengan mengunakan kecanggihan alat yang kita gunakan. Sedangkan metode aktif adalah suatu metode yang digunakan untuk menangkap hewan secara langsung di lapangan (peneliti terjun langsung ke lapangan). Setelah mendapatkan hewan vertebrata yang kita inginkan, maka kita bisa langsung mengidentifikasinya, dan memberi nama, atau mencari tahu namanya.
            Beberapa metode lapangan yang sesuai dengan kelas-kelas yang ada di dalam vertebrata, yaitu :
Kelas Pisces  
Kelas ini dicirikan dengan habitnya yang mutlak terhadap air. Adapun cara yang digunakan untuk mengoleksi jenis-jenis dari kelas ini adalah dengan menggunakan alat bantu, berupa pancing, jala, pukat, fish trap, sentrum listrik (electrical snatcher) dan sebagainya. Cara tangkap langsung bisa menggunakan pancing, jala dan pukat, dalam penggunaannya tidak memerlukan keterampilan khusus. Menangkap ikan dengan menggunakan pancing ikan, yang biasanya berbentuk tongkat panjang. Sentruman, digunakan untuk menangkap ikan dengan mengalirkan listrik ke dalam air. Listriknya bisa berasal dari aki atau dari aliran listrik PLN. Setelah listrik dialiri ke dalam air, ikan akan pingsan, setelah itu ikan tersebut ditangkap dan diidentifikasi. Selanjutnya jaring, yang berbentuk rajutan pilinan benang yang digunakan untuk menangkap ikan, rajutan ini panjang. 
Digunakan secara merentangkanya dengan menghadap kearah datangnya arus. Selanjutnya pukat, pada dasarnya prinsip kerja pukat sama dengan jala. Bentuknya pun persis sama. Hanya saja pukat ini merupakan metode aktif untuk menangkap ikan. Hal ini dikarenakan setelah dipasang alat ini harus ditarik secara melingkar untuk mengepung ikan, agar ikan yang didapat lebih banyak.
       Fish trap merupakan metode yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat ini biasanya berbentuk segi empat yang terbuat dari rajutan tali dan kawat-kawat kecil. alat ini termasuk alat pasif, karena kita menggunakan kecanggihan alat ini untuk mendapatkan ikan. Cara penggunaan fish trap ini pertama kali dibuka tutupnya (yang lebih besar diantara kedua sisi fish trap), kemudian diikatkan pelet sebagai umpan ikan didalam tempat umpan didalam fish trap agar ikan mau mendekat ke fish trap. Celah tempat masuk ikan dipasangkan menghadap mengarah kearah datangnya arus, agar ikan dengan mudah masuk ke dalam fish trap, alat ini diletakkan dalam keadaan terbenam serta sedatar mungkin, kemudian masukan batu kedalam alat ini sebagai pemberat agar alat ini tidak hanyut terbawa arus air, lalu ikatkan alat ini dengan tali pada pepohonan terdekat, hal ini bertujuan agar alat yang kita pasang ini tidak hanyut.
       Setelah alat ini terpasang sempurna kita bisa meninggalkan alat ini dan di cek dalam jangka waktu 1x/6jam atau apabila tangkapan banyak atau ketersediaan ikan banyak di daerah tempat kita meletakkan fish trap maka kita harus mengecek 1x/1jam. Ikan hasil tangkapan sebaiknya diambil didalam air hal ini bertujuan supaya sisik-sisik ikan tidak rusak apabila di ambil di luar air maka spesimen ikan tersebut akan rusak.
       Kelebihan alat ini adalah lebih efesien waktu, lebih sederhana dan simpel. Adapun kekurangan alat ini adalah ikan yang didapat adalah ikan kecil-kecil, serta kemungkinan ranting kayu atau sampah juga dapat masuk ke dalam alat ini. 
Fish Trap sebelum didalam air                             Fish Trap didalam air

 Kelas Amphibi dan Reptil 
Kelas ini karena melalui siklus metamorfosis didalam kehidupannya, maka kelas amphibi tetap mempunyai ketergantungan yang kuat kepada air. Hal ini bisa digunakan sebagai petunjuk dalam mencari keberadaan individu amphibi dan reptil. Kebanyakan dari mereka bisa ditemukan pada banir kayu, disekitar arus air, dan tempat yang lembab lainnya. Adapun cara yang digunakan untuk mengoleksi jenis-jenis dari kelas ini adalah dengan menggunakan alat bantu, berupa metode aktif night visual encounter, metode banir search method dan metode pasif pitfall trap drift fences method. Metode night visual encounter adalah metode tangkap langsung pada malam hari dengan menggunakan bantuan penerangan (senter, lampu kendaraan, obor). Biasanya dilakukan penyisiran disekitar badan perairan. Setiap individu yang terlihat ditangkap langsung dengan tangan serta mengarahkan penerangan ke arah mata hewan tersebut yang bertujuan untuk membutakan.  
 Adapun metode banir search method adalah metode dengan pola petak kuadrat. Yaitu membuat plot, 4 pancang mengelilingi banir pohon dan diikat dengan tali lalu pemfokusan penangkapan didalam petak kuadarat tersebut. Sedangkan pitfall trap drift fences method adalah metode yang digunakan untuk menangkap hewan melata/Herpetofauna (Amphibi dan Reptil). Metode pasif Pit fall trap drift fences methods merupakan metoda gabungan antara perangkap dengan pemakaian pagar pengarah. Metode ini biasanya diterapkan pada daerah teresterial untuk menangkap hewan amphibi dan reptil yang aktif bergerak dan berukuran lebih kecil. Alat ini biasanya dipasang pada muara sungai dimana hewan reptil dan amphibi air hidup sebagai habitatnya.

       Alat dan bahan yang di gunakan pada metode ini adalah bambu, terpal hitam, ember berukuran sedang sebanyak 4 buah atau lebih, sabun colek, serasah. Cara kerjanya, pertama tancapkan bambu ke tanah, ikat terpal ke bambu, masukkan ke dalam tanah kira-kira dengan kedalaman 10 cm. Tanah di gali dibalik terpal tersebut sebagai tempat meletakkan beberapa ember. Posisi ember di kanan kiri dibuat secara zig-zag agar hewan yang datang tidak akan mudah lolos. Pada permukaan bawah ember tersebut sebaiknya dilobangi supaya air yang masuk bisa keluar dengan mudah dan tidak tergenang dalam ember.
       Letakkan serasah supaya terjadi kelembapan dalam ember tersebut. Oleskan sabun colek di mulut ember supaya licin. Agar hewan yang terperangkap tidak bisa keluar lagi. Pemasangan hedaknya pada sore hari, dan dibiarkan semalam. Paginya di cek apakah ada amphibi dan reptil yang terjebak, hal ini dilakukan karena hewan Herpetofauna hanya aktif pada malam hari, sehingga pemasangan Pit Fill Trap dilakukan pada malam hari.
Pitfall trap drift fences method

Metode lain yang digunakan untuk kelas reptil adalah snake tongs (penjepit yang seperti tang panjangnya 2m), dan menggunakan paralon yang cukup panjang. Dalam penggunaan paralon, pada ujung paralon diberi umpan, dan di letakkan ke arah akar pohon atau banir. Hal ini bertujuan agar ular yang tertangkap tidak bisa keluar lagi karena pada prinsipnya reptil tidak bisa bergerak mundur. Kemudian snack glue yaitu berupa lem yang dapat menangkap hewan-hewan yang melintas di atasnya. 

Kelas Aves 
Metode yang paling umum digunakan untuk kelas ini adalah mist net (jala kabut) dan digiscoping. Mist net merupakan alat yang digunakan untuk menangkap burung. Alat ini bentuknya seperti jala yang terbuat dari serat nilon berwarna gelap, dengan lebar 3 meter. Jaring ini mempunyai mata jala yang berukuran 36mm atau bisa lebih besar tergantung dengan ukuran burung yang akan di tangkap. Panjang mist net ada yang 12,9, dan 6 meter. Mist net menggunakan Tonggak (bambu), tali, kantong burung, tali, kayu/tongkat. 
Cara memasang alat ini yaitu: yang pertama tentukan dahulu tempat dan daerah kondusif yang diperkirakan banyak burungnya. Seperti di punggung bukit, dekat aliran sungai, dan tempat lainya. Kemudian rentangkan mist net dengan mengikatkanya ke tonggak atau bambu, dengan bantuan tongkat nabi musa. Tongkat ini bisa digunakan untuk menarik dan menurunkan mist net yang sudah terpasang. Alat ini dipasang berjarak 50 cm dari permukaan tanah agar mamalia yang berjalan tidak ikut terjebak pada alat ini. Dalam pemasangan mist net ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama hindari pemakaian alat-alat asesoris seperti cincin kalung dan lainya dalam pemasangan mist net, karena bisa mengakibatkan mist net kusut. Kedua hendaknya pemasangan mist net ini dilakukan jam 6 pagi, dan dilepas jam 6 sore. 
Hal ini bertujuan agar burung yang didapatkan banyak, karena waktu aktif dari burung adalah dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Setelah dipasang dilakukan pengecekan 1 jam sekali, karena jika burung yang didapatkan dibiarkan saja terjebak di Mist net akan berakibat fatal, karena burung bisa mati. hal ini dikarenakan burung memiliki stress yang tinggi. Burung yang sudah tertangkap, bagian kakinya dulu yang dilepaskan baru bagian kepala. Karena burung kalau nyangkut di mist net yang duluan nyangkut adalah bagian kepalanya maka untuk melepaskannya bagian kaki yang di keluarkan dulu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar