BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pepper
pratikum ini merupakan pegangan dan petunjuk bagi mahasiswa untuk melaksanakan
pratikum. Karena dengan adanya pepper pratikum ini mahasiswa mesti mencari
bahan berdasarkan judul pratikum setiap minggu. Sehingga mahasiswa dapat
belajar dan mengetahui apa saja yang akan dipratikumkan sesuai objek yang
berdasarkan jurnal.
Hewan
yang akan diperiksa dan diamati adalah hewan vertebrata yang mewakili setia[
spesies mulai dari pisces sampai dengan mamalia. Adapun objek pratikum minggu
ini adalah “ SISTEM ESTRUS PADA MENCIT “.
Pada
pratikum ini kami mesti dapat mengamati variasi struktur dari mencit, serta
membina kemampuan untuk menafsirkan apa saja tampak antara struktur khasnya.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari pratikum sistem estrus pada mencit adalah :
-
Untuk membangun
keterampilan mahasiswa dalam pembuatan berbagai preparat sistem estrus mencit.
-
Untuk membedakan
kondisi dan warna vagina pada berbagai fase.
-
Untuk dapat membedakan
bentuk-bentuk sel pada fase estrus.
1.3 Tinjauan Pustaka
Sistem
reproduksi memiliki 4 dasar, yaitu untuk menghasilkan sel telur yang membawa
stengah dari sifat genetik keturuan, untuk menyediakan tempat pembuahan selama
pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan untuk mekanisme kelahiran. Lokasi
sistem reproduksi terletak paralel diatas rektum. Sistem reproduksi dalam
terdiri dari ovari, oviduct, dan uterus. (Shearer, 2008)
Ovari
merupakan organ reproduksi yang penting. Terdapat dua ovari yaitu sebelah kanan
dan kiri. Besarnya sekitar 1,5 inci dengan tebal sekitar 110 ci dan terletak
didalam suatu membran seperti kantung ovarium bursa. Ovari bertanggung jawab
pada sekresi hormon estrogen dan progesterone dan produksi telur yang baik
untuk dibuahi. Telur-telur mulai matang di ovari dalam suatu cairan berisi
folikel. Pertumbuhan folikel diatur oleh hormon pituitary, yaitu Follicle
Stimulating Hormon (FSH). Selanjutnya sel yang dibatasi oleh folikel dan
dikelilingi sel telur akan mensekresikan estrogen untuk merespon jumlah hormon
pituitary, hormon lainnya meningkat yaitu Luternizig Hormon (LH). Jumlah
estrogen mecapai maksimum pada saat fase standing heat. Diikuti dengan
meningginya LH pada telur yang dilepaskan dari folikel dan ovulasi yang
terjadi. (Machmudin, 2008)
Oviduct
merupakan tabung panjang yang menghubungkan ovari dengan uterus. Di ujung
terdekat ovari, oviduct dilebarkan ke dalam infudibulum. Selama fase estrus,
posisi infudibulum mengililingi ovari untuk menjaga sel telur yang terovulasi
di dalam oviduct. Oleh karena itu, didalam oviduct, sel telur berjalan ke arah
uterus. (Yatim, 1994)
Uterus
berbentuk Y terdiri dari kanan dan kiri yang menghubungkan pada oviduct. Jalan
dari kedua tanduknya membentuk tubuh uterus. Uterus berfungsi untuk membawa sel
sperma menuju oviduct dan membawa nutrisi dan menyediakan tempat untuk
perkembangan janin. Pada anak sapi dinding muskular uterus mempunyai kemampuan
untuk ekspulsi pada janin. (Shearer, 2008)
Saluran
terdepan sistem pembiakan betina di antara vestibule genitalia luar dan servic.
Dinding terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
-
Mukosa
-
Otot polos
-
Jaringan ikat
Lapisan
mukosa terdiri dari epitel dan lamina propia. Sel epitel beberapa lapis dan
terluar menggepeng. Dalam keadaan normal, lapisan epitel ini tidak menanduk
pada primata, tetapi menanduk pada rodentia (mencit). Pada rodentia sel-sel
epitel menanduk ini dijumpai pada waktu dilakukan apusan vagina. (Djarubito,
1990)
Dalam
vagina tidak ada kelenjar, yang membasahi berasal dari lendir cervix. Hanya di
vestibule genitalia luar terdapat kelenjar. Lamina propia kaya akan pembuluh
darah, ketika rangsangan sex waktu coitus terjadi, darah ini sumber cairan yang
membasahi vagina. Lapisan otot terdiri dari berkas yang melingkar dan memanjang
serta dekat lubang ke luar, ada sedikit otot lurik berupa cincin. ( Djuhanda,
1981)
Cairan
dalam vagina itu asam, meski asalnya di cevix basa. Ini karena fermentasi
bakteri terhadap glikogen dalam lendir cervi itu. Karena PH-nya rendah ini maka
rongg vagina tidak menguntungkan bago semen. (Yatim, 1994)
Mencit
(Mus musculus) tergolong hewan
mamalia yang sering digunakan pada percobaan embriologi. Mencit dewasa yang
siap kawin berumur 6-8 minggu. Pada binatang betina yang memiliki siklus
estrus. Waktu yang tepat mengawinkannya yaitu pada salah satu fase siklus
estrus. Fase estrus merupakan suatu fase yang ditandai dengan adanya rasa ingin
membiak yang datang secara berkala bagi setiap betinya. (Shearer, 2008)
Pada
fase ini, seluruh bagian sistem reprouksi mengalami perubahan berkala.
Prinsipnya menyesuaikan diri dengan daur yang dialami alat kelamin primer,
yaitu ovarium. Pada suatu ketika dalam fase itu, ovarium menghasilkan banyak
estrogen, dan ini mempengaruhi saluran serta kelenjar sekunder. Pada saat
menjelang ovulasi, lapisan mukosa vagina jadi menebal dan di bagian lumen
terdapat banyak glikogen. Penebalan epitel lapisan mukosa vagina itu disertai
pola dengan proses penandukan lalu mengelupas dan jatuh pada lumen. Dalam
analisa usapan vagina ditemukannya sel-sel epitel yang menanduk sebagai
indikator pola akan ovulasi. (Djuhanda, 1981)
Menjelang
ovulasi, leukosit semakin banyak menerobos lamina propia terus ke lumen. Belum
jelas apakah leukosit ini berperan sebagai perintang arus semen atau justru
sebagai pelindung dari bakteri. Pada fase lutein, berhubung dengan naiknya
kadar progesteron sifatnya ialah menekan pertumbuhan epitel. Karena itu,
lapisan mukosa jadi tipis dan lapisan menanduk hilang. (Darubito, 1990)
Menurut
Papanicolaou (1945), usapan vagina ditambah dengan usapan cervix dan
endometrium dapat menunjukkan waktu ovulasi secara persis sekaligus juga untuk
diagnosa lainnya. Hal ini dilakukan pada rodentia yaitu mencit salah satunya.
Siklus
estrus adalah waktu antara periode estrus. Betina memiliki waktu sekitar 25-40
hari pada estrus pertama. Mencit merupakan poliestrus dan ovulasi terjadi
secara spontan. Durasi siklus estrus 4-5 hari dan fase estrus sendiri
membutuhkan waktu. Tahapan pada iklus estrus dapat dilihat pada vulva.
Fase-fase pada siklus estrus diantaranya adalah estrus, metestrus,dietrus, dan
proestrus. Periode-periode tersebut terjadi dalam satu siklus dan serangkaian,
kecuali pada saat fase anestrus yang terjadi pada saat musim kawin. (Yatim,
1994)
Setiap
fase estrus dapat diketahui dengan membuat preparat apusan vagina. Ciri-ciri
pengenal pada setiap fase sebagai berikut :
Pro-estrus
-
Bentuk sel epitel bulat
dan berinti
-
Leukosit tidak ada atau
sedikit
Estrus
-
Sel epitel menanduk
sangat banyak
-
Sel epitel dengan inti
berdegenerasi
Meso-estrus
-
Sel epitel menanduk
sedikit
-
Leukosit banyak
Di-estrus
-
Sel epitel yang berinti
sedikit
-
Leukositnya banyak
-
Terdapat mucus/lendir
Terdapat macam-macam bentuk sel yang
dapat dibedakan dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Sel Epitel
Bentuk
bulat, lonjong, sitoplasmanya banyak dengan inti terletak di tengah
2.
Sel Epitel Menanduk
Sel
yang paling besar pada apusan vagina, bentuk selnya pipih dengan tepi yang
tidak rata dan tidak berinti.
3.
Sel Leukosit
Ukuran
selnya kecil dan bentuk nukleuspolimorfi.(Djuhanda, 1981)
BAB
II
PELAKSANAAN
PRATIKUM
2.1 Waktu &
Tempat
Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di
labor Perkembangan Hewan pada jam 14:00 siang pada tanggal 22 Oktober
2010.
2.2 Alat &
Bahan
Apusan vagina mencit, kapas, objek
glass, cover glass, lampu spiritus, alkohol 96%, metilen blue, alkohol 70%,
mikroskop.
2.3
Cara Kerja
1. Mencit berusia 2,5 bulan
2. Hapusan vagina dengan kapas bersih dan basah
3. Ulasan kapas tersebut dikaca objek yang bersih
4. Kering anginkan dengan lampu spiritus lebih kurang 15 detik
5. Setelah kering, kemudian teteskan dengan alkohol 95% dan diamkan 3 menit
6. Lakukan pewarnaan dengan metilen blue 5-10 menit
7. Cuci dengan alkohol 70% dan tutup dengan cover glass
8. Pengamatan dengan mikroskop
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Keterangan
Siklus ini Pro-estrus :
1
: Inti
3.2
Pembahasan
Pada pratikum
hari ini yang kami amati yaitu tentang apusan vagina mencit. Setelah melakukan
percobaan hasil yang kami dapat yaitu berupa gambar seperti gambar diatas. Pada
gambar tersebut kami dapat pada siklus pro-estrus.
Pada fase
pro-estrus biasanya banyak ditemukan sel epitel inti dengan jumah sangat banyak.
Karena pada fase ini lumen mulai melebar, dengan ovum di ovulasikan dan
mengalami pembelahan sel sehingga banyak ditemukan sel epitel bulat dan berinti
dengan leukositnya sedikit atau tidak ada sama sekali.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil percobaan hari ini kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu:
-
Siklus estrus terdiri dari 4 fase
- Durasi siklus estrus pada mencit 4-5
hari
- Sel-sel yang berperan pada siklus
estrus ada 3, yaitu :
Sel
epitel, epitel menanduk, dan sel leukosit.
4.2
Saran
Laporan pratikum ini
saya akui masih banyak kekurangan. Demi sempurnanya laporan ini untuk itu saya
minta saran dan pesan dari para pembaca sehingga dengan adanya kritik dan saran
dari pembaca dapat membuat laporan ini sesempurna mungkin karena laporan ini
sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk kita semua. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Djarubito,
Brotowidjoyo. 1990. Zoologi Dasar.
Erlangga LP4 : Jakarta
Djuhanda,
Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan.
Armico : Bandung
Machmudin, Dadang dan
tim. 2008. Embriologi Hewan. Bandung
: Biologi FMIPA UPI
Sheare, J.K. 2008. Anatomi dan Psikologi Reproduksi.
Florida : Universitas Florida
Yatim,
Wildan. 1976. Embriologi. Tarsito :
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar