Sabtu, 15 Desember 2012

Manfaat Jamur Bagi Kesehatan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Jamur adalah eukariotik yang tidak berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.
Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. 
Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya atau beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Jamur
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.  Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya. Jamur atau cendawan adalah organisme eukariotik  yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof.. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan  konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Secara umum ciri-ciri jamur yaitu :
1.      Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel tunggal.
2.      Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
3.      Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit maupun saprofit.
4.      Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
5.      Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa.
6.      Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi untuk menyimpan makanan.
7.      Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang cahaya.
8.      Reproduksi secara asek-sual melalui pembelahan dan secara sek-sual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk.
9.      Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.

2.2 Klasifikasi Jamur (Fungi)
Secara filogenik, jamur diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu:
a. Zygomycota
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik yang tidak bersekat. Sekat hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi. Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu Stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), Rizoid (hifa yang menembus ke dalam substrat), dan Sporangiospor (hifa yang menjulang ke atas membentuk sporangium). Ciri khas dari jamur jenis ini ada pada cara reproduksi seksualnya, yaitu melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Sedangkan, reproduksi asek-sualnya dengan sporangium. Contoh: Rhizopus stolonifer, pengurai bagian sisa organik pada tanaman ubi jalar dan dimanfaatkan pada proses pembuatan tempe. Mucor mucedo, hidup secara saprofit pada roti atau kotoran hewan.

b. Ascomycota
Tubuh tersusun atas miselium dengan hifa yang bersekat (bersepta). Pada umumnya, hidup di lingkungan berair, bersifat parasit pada tumbuhan dan saprofit pada sampah. Ascomycota memiliki spora yang terdapat pada kantung-kantung penyimpanan yang disebut askus (konidia). Ciri khas pada jamur jenis ascomy adalah pada reproduksi sek-sual membentuk askospora. Reproduksi asek-sualnya dilakukan dengan membentuk konidium, tunas dan fragmentasi. Jenis jamur ascomycota ada yang uniseluler, yaitu Saccharomyces cereviceae atau dikenal dengan (yeast). Berdasarkan bentuk askokarp yang dihasilkan, jamur ascomycota terbagi menjadi empat, yaitu:
1.      Kleistotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang memiliki askokarp berbentuk bulat tertutup (ciri dari kelas Plectomyces). Contoh: jamur dari genus Penicillium dan Aspergillus.
2.      Peritesium, yaitu kelompok jamur yang memiliki askokarp berbentuk botol (ciri dari genus Pyrenomycetes). Contoh: Neurospora sp, Roselinia arcuata, dan  Xylaria tabacina.
3.      Apotesium, yaitu kelompok jamur ascomycota yang askokarpnya berbentuk seperti cawan atau mangkok. Contoh: Peziza aurantia (hidup sebagai saprofit di sampah), Marshella esculenta dan Tuber sp. yang dimanfaatkan sebagai makanan.
4.      Askus telanjang, yaitu golongan jamur ascomycota yang tidak memiliki askokarp (tidak membentuk badan buah) dan merupakan ciri dari kelas Protoascomycetes. Contoh: Saccharomyces cereviceae, Candida albicans, dan Tricoderma sp.

Contoh jamur jenis ascomycota beserta peranannya, yaitu:
1.      Aspergillus oryzae, sebagai pelunak adonan roti.
2.      Penicilium notatum dan Penicilli chrysogenum sebagai penghasil antibiotik penisilin.
3.      Aspergillus wentii, yang dimanfaatkan dalam pembuatan kecap.
4.      Candida albicans, penyebab penyakit kandidiasis, yaitu penyakit pada selaput lendir mulut vagi-na dan saluran pencernaan.

c. Basidiomycota
Ciri umum jamur ini adalah hifanya bersekat dikariotik (setiap sel memiliki inti sel yang berpasangan). Bentuk tubuh makroskopis sehingga dapat dilihat langsung, bentuk tubuh buahnya (basidiokarp) yang menyerupai payung dan terdiri atas batang dan tudung. Bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran bilah sebagai tempat terbentuknya basidium. Reproduksi asek-sual ditandai dengan pembentukan konidium. Sedangkan, fase reproduksi seksualnya dengan pembelahan basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk ganda. Sebagian besar jamur jenis ini dimanfaatkan sebagai makanan karena mengandung nilai gizi yang tinggi. Contoh:
1.      Jamur merang (VoIvarieIIa volvaceae),  hidup pada lingkungan dengan kelembapan tinggi dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
2.      Jamur kuping (Auricularia polytricha), tubuh berwarna cokelat kehitaman, hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, dan umumnya digunakan sebagai campuran sup.
3.      Jamur shitake, hidup pada batang kayu dan banyak dibudidayakan di Jepang dan Cina sebagai bahan makanan.
4.      Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
5.      Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.

d. Deuteromycota
Ciri umum jamur ini adalah hifa bersifat membentuk konidia dan belum diketahui fase reproduksinya sehingga sering disebut sebagai fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Hidup sebagai parasit. Contoh:
1.      Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
2.      Microsporium sp, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
3.      Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet. 
 
2.3 Manfaat jamur bagi kesehatan
Mengonsumsi jamur ternyata bukan hanya untuk memuaskan lidah dan mengenyangkan perut karena ternyata banyak manfaat yang berguna dari jamur bagi kesehatan tubuh. Di dalam jamur terkandung senyawa imunomodulator yakni beta-glucan yang sangat berkhasiat untuk kesehatan manusia. Penelitian mengenai manfaat jamur ini dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
          Ada beberapa jenis jamur yang telah diteliti oleh tim BPPT ini antara lain Jamur Merang (Volvariella volvaceae), Jamur Tiram (Pleurotus sp), Jamur Kuping (Auricularia auricular), Jamur Kucing (Aagaricus sp), dan juga Jamur Shitake (Lentinus edodes). Dari hasil penelitian tersebut, hanya Jamur Tiram dan Shitake yang telah memenuhi syarat kandungan beta-glucan yang mudah untuk diencerkan kembali. Beta-glucan merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel jamur. Komponen lainnya meliputi mannoprotein, chitin, plasma membrane dan glycoprotein.

Dalam berbagai literatur, disebutkan bahwa jamur pangan memiliki berbagai manfaat kesehatan yang antara lain untuk anti-kanker, anti-virus, anti-diabetes, anti-kolesterol, dan mampu meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh. Dalam jamur juga terdapat kandungan asam glutamat yang dapat meningkatkan aroma dan cita rasa masakan. Makanya, diharapkan semakin lama akan semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi jamur untuk mengurangi resiko terkena berbagai penyakit degeneratif. Berikut jamur yang bermanfaat untuk kesehatan, yaitu :

1. Jamur Shitake, Penghambat Virus HIV
Salah satu alasan mengapa BPPT sampai melakukan penelitian terhadap khasiat jamur pangan dan kemudian mensosialisasikannya ialah karena jamur tersebut-terutama Shitake-memiliki senyawa beta-glucan untuk menghambat virus HIV (Human Immunodeficency Virus). Sebagaimana diketahui, virus HIV mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh bagi penderitanya yang kemudian disebut dengan AIDS. Adapun kemampuan Jamur Shitake dalam menghambat HIV ini sebelumnya telah diuji dalam sebuah riset di Jepang.
Sebenarnya, selain Jamur Shitake, kandungan beta-glucan yang terkandung dalam jamur pangan lainnya juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga bermanfaat sebagai penurun kadar kolesterol, anti-kanker, anti-virus, dan juga anti-diabetes. Yang menjadi kelebihan dari beta-glucan ini ialah sifatnya yang tidak pernah rusak sekalipun jamur dimasak dengan suhu tinggi. Kandungan gizi di dalam jamur boleh dikatakan cukup tinggi, dimana didalamnya mencakup protein, lemak tidak jenuh, serat, asam amino esensial, mineral, hormon, enzim, vitamin, dan lainnya.


2. Jamur Tiram
Selain Jamur Shitake, Jamur Tiram juga memiliki banyak kandungan gizi dan bermanfaat untuk kesehatan. Jamur Tiram mengandung air, kalori, karbohidrat, protein, kalsium, vitamin B1, B2, dan juga vitamin C. Dalam setiap 100 gram Jamur Tiram, terdapat 367 kalori, 10-30% protein, 56% karbohidrat, 17% lemak, dan masih banyak lagi. Kalori yang dikandung Jamur Tiram ialah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak jenuh. Jamur Tiram mengandung kandungan serat sampai 24% sehingga sangat cocok untuk berdiet.
Beberapa manfaat yang dimiliki oleh Jamur Tiram ialah menurunkan kolesterol, anti-bakterial, dan anti-tumor sehingga Jamur Tiram juga banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbaagai penyakit mulai dari diabetes, lever, dan lainnya.
2.4Jenis-jenis jamur konsumsi
1. Jamur Kancing atau Champignon (Agaricus bisporus)
Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total  produksi jamur dunia. Jamur kancing (Agaricus bisporus) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom, white mushroom, common mushroom atau cultivated mushroom. Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris. Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik, sebagian orang ada yang menyebutnya sedikit manis atau seperti “daging”. Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori.

2. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang.  Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau  kulat jeramoe dalam bahasa Aceh merupakan  salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk golongan jamur yang paling enak rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.

3. Jamur Kuping
Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tionghoa, terdiri dari jamur kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae). Jamur Kuping merupakan  jamur yang pertama kali dibudidayakan bahkan sebelum jamur Shiitake di Cina. Di Indonesia jamur Kuping sangat lumrah dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang.  Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh pada batang-batang yang sudah lapuk. Jamur Kuping terutama jenis jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) saat ini sudah banyak dibudidayakan secara  modern dalam log-log serbuk kayu. Menurut data statistik, produksi segar jamur kuping (worldwide) menempati urutan keempat (346.000 ton) setelah Champignon, Tiram dan Shiitake pada tahun 1991.

4. Jamur Enokitake (Flammulina velutipes)
Dikenal juga sebagai jamur musim dingin (winter mushroom). Di wilayah dunia beriklim sejuk, jamur ini tumbuh di alam bebas pada suhu udara rendah mulai musim gugur hingga awal musim semi. Jamur ini juga diketahui tumbuh di bawah salju. Jamur Enokitake biasanya tumbuh di permukaan batang pohon Celtis sinensis (bahasa Jepang: Enoki) yang sudah melapuk, sehingga disebut Enokitake (jamur Enoki). Jamur Enokitake hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah Enokitake hasil budidaya terlihat beda dari Enokitake yang tumbuh di alam bebas. Jamur hasil budidaya dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas berwarna coklat hampir merah jambu.

5. Jamur Maitake (Grifola frondosa)
Mengeluarkan aroma harum kalau dimasak, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai hen of the woods.

6. Jamur Matsutake (Tricholoma matsutake (S.Ito et Imai) Sing.)
Jamur langka yang belum berhasil dibudidayakan dan diburu di hutan pinus wilayah beriklim sejuk. Dipanen pada musim gugur dan merupakan jamur berharga sangat mahal di Jepang.
Di Jepang, matsutake adalah bahan makanan mewah yang berharga sangat mahal. Jamur ini memiliki wangi harum yang kuat, dan dimakan setelah dipanggang sedikit di atas api, ditanak bersama beras menjadi nasi matsutake (matsutake gohan), dan sebagai campuran dobinmushi (sup dalam teko).

7. Jamur Truffle (Tuber magnatum, Tuber aestivum, Tuber melanosporum, dan Tuber brumale)
Jamur langka yang sulit ditemukan, sehingga menemukannya butuh bantuan anjing dan babi yang memiliki penciuman tajam. Jamur truffle adalah jamur termahal di dunia (artikel dari The Telegraph) , digunakan dalam jumlah sedikit sebagai penyedap pada masakan Perancis seperti masakan Foie gras.

8. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum)
Menurut sejarah Cina, ling zhi ditemukan oleh seorang petani bernama Seng Nong. Ia dijuluki sebagai petani yang suci (holyfarmer). Seng Nong menyatakan, kriteria unggul nilai atau manfaat dari sebuah tanaman obat adalah bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak menimbulkan efek samping. Pada zaman Dinasti Shu, sekitar 2400 tahun lalu, ling zhi hanya dikonsumsi untuk pengobatan para maharaja dan bangsawan di negeri Cina. Pada masa itu, ling zhi masih langka. Sejak tahun 1971, seorang peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang, bernama Yukio Naoi mulai membudidayakan ling zhi. Melalui eksperimen-eksperimennya, akhirnya ia berhasil menemukan cara menumbuhkan ling zhi menggunakan limbah pertanian dan kayu-kayu yang telah lapuk.
          Ling zhi memiliki sifat rasa pedas, pahit, dan hangat. Mengonsumsi ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat melindungi organ tubuh, membangun (constructive), mengobati, dan berdampak positif terhadap penyembuhan organ lain yang sakit. Sejauh ini belum pernah ditemukan efek negatif yang ditimbulkan setelah mengonsumsi ramuan ling zhi. Dari berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara, ling zhi berkhasiat sebagai herbal anti-diabetes, anti-hipertensi, anti-alergi, antioksidan, anti-[inflamasi], anti-hepatitis, analgesik, anti-HIV, serta perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau wasir, anti-tumor, dan sistem imunitas (kekebalan tubuh).














Jumat, 07 Desember 2012

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI DNA

REPLIKASI

Replikasi atau duplikasi atau disebut juga sintesis DNA artinya satu untai (single strand) DNA mencetak satu untai pasangannya. Replikasi berlangsung dalam inti pada saat fase S dari siklus sel. Replikasi DNA biasanya terjadi secara semikonservatif. Hal ini yang menyebabkan DNA baru membawa informasi yang persis sama dengan DNA induk atau cetakan. Pertumbuhan rantai atau sintesis DNA terjadi dari arah ujung 5 ke ujung 3 (dengan lambang 5’-->3’) dan dari arah ujung 3 ke ujung 5 (dengan lambang 3’-->5’) dari untai DNA. Pertumbuhan rantai yang berlawan tersebut menandakan bahwa dua untai anak disintesis pada masing-masing garpu replikasi dan berjalan ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu arah pertumbuhan rantai harus dari arah 5’--> 3’ untuk satu untai anak dan dari 3’-->5’ untuk untai antai anak yang lainnya. Utas-utas pendek pada untai anak tersebut dihubungkan oleh enzim ligase DNA. Sintesis untai anak pada arah 5’--> 3’ dan 3’--> 5’ memiliki perbedaan laju pertumbuhan, dimana arah 5’ -->3’ merupakan untai cepat atau untai yang disintesis secara kontinyu atau untai utama (leading strand) dan 3’--> 5’ merupakan untai lambat atau untai yang disintesis secara pendek-pendek seutas demi seutas (lagging strand) yang dibangun oleh fragmen Okazaki yang dibuat oleh kelompok enzim khusus yang disebut primase. Pada arah 5’-->3’ untai anak langsung ditambahkan ke polinukleotida sehingga proses pertumbuhan rantai berlangsung cepat. Sedangkan pada arah 3’-->5’ untai anak tidak langsung ditambahkan ke polinukleotida sehingga proses pertumbuhan rantai akan berlangsung lebih lambat.   

TRANSKRIPSI
Transkripsi merupakan proses pengkopian atau penyalinan molekul DNA menjadi utas RNA yang komplementer atau merupakan tahap awal dari kompleksitas ekspresi gen. Prosesnya berlangsung didalam inti. Transkripsi diatur oleh enzim RNA polimerase. RNA polimerase menghubungkan nukleotida bersama-sama dengan mengkatalisis pembentukan ikatan fosfodiester internukleotida. RNA polimerase dalam membuat RNA menggunakan DNA untai tunggal. Setiap gen hanya mengendalikan satu protein, maka dianggap hanya satu untai RNA yang dibuat. Sintesis RNA terjadi dalam satu arah yaitu rantai RNA tumbuh hany dari arah 5’ -->3’. RNA polimerase dapat mengenal promoter. Sub unit (sigma) berfungsi untuk pengenal sinyal awal sepanjang molekul DNA yang disebut promoter. Jika sub unit ini tidak ada, sintesis RNA terjadi secara random sehingga terjadi kesalahan memulainya. Jika sub unit ini ada, tempat memulai sintesis RNA menjadi benar. DNA dibuka dan dililitkan kembali oleh RNA polimerase. RNA polimerase membuka DNA dan langsung melakukan pemanjangan rantai RNA. Bagian awal rantai RNA yang sedang tumbuh masih merupakan hibrid RNA-DNA sepanjang 12 pasangan basa dan kemudian berakhir bila rantai-rantai RNA meninggalkan DNA “template”. Setelah itu dua unit DNA melilit kembali menjadi heliks ganda pada terminator. Pada terminator itu RNA polimerase dan RNA dilepaskan dari kompleks enzim-DNA-RNA. Laju transkripsi dari gen tertentu berubah menurut kebutuhan sel dalam bermacam kondisi pertumbuhan. Pada E. coli, regulasi transkripsi sering dikendalikan oleh protein yang mengikat pada DNA dekat atau dalam bagian promoter. Kehadiran protein tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan laju sintesis RNA. Protein tersebut dapat sebagai represor atau aktivator. Kedua protein tersebut dihasilkan oleh gen regulator. Protein resepsor akan berikatan pada DNA dekat atau dalam bagian promoter yang sifatnya menghambat pelekatan RNA polimerase pada promoter sehingga menghambat inisiasi transkripsi, sedangkan protein aktivator akan berada pada DNA dekat atau dalam bagian promoter yang sifatnya merangsang aktivitas RNA polimerase sehingga inisiasi transkripsi dapat berlangsung.   

TRANSLASI
Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRna menjadi polipeptida. Hanya mRna yang akan disintesis menjadi protein sedangakn tRna dan rRna tidak disintesis menjadi protein. Translasi berlangsung pada ribosom, didalam proses translasi kode-kode genetik merupakan aturan yang penting. Urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga – tiga.  Setiap gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA. Proses translasi dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.  Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung. Ribosom bergeser ke arah 3’ sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah. Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRA yang membawa metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir.  Kemudian ribosom pecah menjadi sub unit kecil dan besar.



Karbohidrat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah salah satu senyawa karbon yang sangat banyak ditemukan di alam dan dalam kehidupan sehari-hari. Secara kimiawi, senyawa ini tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total :
(CH2O)n
Karbohidrat termasuk ke dalam kelompok polihidroksil aldehid atau polihidroksi keton dan banyak sekali terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti pada umbi, pada buah, pada batang dan organ lainnya.
Karbohidrat menurut defenisi adalah kumpulan besar senyawa oksigen dan hidrogen yang dikombinasikan dengan karbon. Yang dikomposisinya sama dengan rumus air karena jumlah C, jumlah H, dan jumlah O-nya sama. Jadi yang menjadi perimbangan antara air dan C adalah sama (Suhardjo, 1992).
Secara keseluruhan karbohidrat adalah senyawa organik yang paling banyak ditemukan di alam, yang di produksi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Karena pada tumbuhan yang menyimpan energi adalah pati. Sedangkan tumbuhan pada saat melakukan fotosintesis tidak hanya membutuhkan energi dari cahaya tetapi juga dari pati yang disimpan di dalam kandungan tubuh tumbuhan tersebut (Poedjiadi, 2006).
1.2  TUJUAN
-          Untuk membedakan jenis karbohidrat berdasarkan reaksi warna terhadap beberapa reagen spesifik ( iod, benedict dan fehling).
-          Untuk mendeteksi jenis-jenis karbohidrat yang terkandung dalam beberapa bahan makanan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh (Poedjiadi, 2006).
Karbohidrat dapat dibagi atas tiga jenis :
1.    Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa (Murray, 2003).
2.    Disakarida
Disakarida adalah dua molekul monosakarida yang bergabung bersama dan dihubungkan oleh oksigen dan kehilangan satu buah molekul air yang berupa sukrosa, maltosa dan laktosa (Lehninger, 1997).
3.    Oligosakarida
            Oligosakarida merupakan Karbohidrat yang tersusun oleh beberapa monosakarida. Kelompok ini terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi (nonreducing) (Lehninger, 1997).
4.    Polysakarida
            Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (almatsier, 2003).
Polysakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebi dari 10 monosakarida. Kelompok ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
a.    Homopolisakarida
Homopolysakarida adalah polysakarida yang tersusun atas satu jenis dari monosakarida yang diikat oleh ikatan glikosida, seperti galactan, mannan, fructosans, dan glucosans (cellulose, dextrin, glycogen, dan starch / pati)
b.    Heteropolisakarida
c.    Polisakarida mengandung N (chitin) ( Suhardjo, 1992).
Fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut :
-          Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak di dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk (Murray, 2003).
-          Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2 (Supriyanti, 2006).
-          Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun (Murray, 2003).
-          Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Poedjiadi, 2006).
-          Membantu Pengeluaran Feses

Analisis karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.   Dengan pereaksi fehling
        Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam knatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan di endapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1 %, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1 %, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan ( Purba, 1994).
2.   Pereaksi benedict
        Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict berdifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine dari pada pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih peka dari pada pereaksi fehling.Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan ( Poedjiadi, 2006).
3.   Pereaksi Iodium
Pengujian dengan pereaksi fehling, benedict, dan iodium merupakan pengujian secara kualitatifnya, dimana hanya mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat dalam bahan makanan yang di uji. Selain itu ada juga pengujiannya secara kuantitatif, dimana pengujian ini untuk mengetahui berapa kandungan karbohidrat dalam bahan makanan yang diuji (Lehninger, 1997).


BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
       Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di labor Fisiologi Hewan  pada jam 14:00 siang pada tanggal 13 Desember 2010.
3.2 ALAT & BAHAN
       3.2.1 Reaksi Warna Terhadap Karbohidrat
                 Tabung reaksi, penangas air, beaker glass, pipet tetes, tang krush, amilum, dekstrin, sukrosa, fruktosa, galaktosa (masing-masing dengan konsentrasi 2%), reagen benedict, fehling A dan fehling B, larutan iod.
       3.2.2 Pendeteksian Gula Pereduksi Dalam Bahan Makanan
                 Tabung reaksi, penangas air, tang krush, beaker glass, pipet tetes, reagen benedict, ekstrak buah yang berwarna putih (rambutan, srikaya, air tebu).
3.3 CARA KERJA
       3.3.1 Uji Iod
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum, sukrosa, fruktosa, dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu ditambah 2 tetes larutan iodium. Di aduk beberapa detik dengan cara diguncang-guncangkan tabung reaksi tersebut. Amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi. Di catat hasil pengamatan dan ditentukan jenis karbohidrat yang akan memperlihatkan reaksi positif terhadap iod.
       3.3.2 Uji Benedict
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum, sukrosa, fruktosa dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi yang sudah diberi label sesuai dengan jenis karbohidrat yang dimasukkan. Setelah itu ditambah 5 tetes reagen benedict dan dihomogenkan. Lalu didihkan menggunakan penangas air selama 5 menit. Kemudian didinginkan perlahan-lahan dan amati warna atau endapan yang terbentuk. Di catat hasil pengamatannya di lembar kerja pratikum.
       3.3.3 Uji Fehling
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 10 tetes larutan fehling A dan B. Lalu dipanaskan ke dalam penangas air hingga mendidih. Kemudian ditambah larutan karbohidrat yang akan di uji sebanyak 3 tetes. Di panaskan kembali keseluruhan tabung di dalam penangas air hingga terjad perubahan warna. Catat warna yang terbentuk pada masing-masing tabung.
       3.3.4 Uji Pendeteksian Gula Tebu
                 1 buah tabung reaksi di masukkan 3 tetes air gula tebu yang akan di uji. Kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi benedict dan diaduk hingga homogen. Lalu panaskan ke dalam penangas air selama 5 menit dan di dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna larutan atau endapan yang terbentuk. Bandingkan dengan warna sebelum pemanasan. Di catat di lembar kerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Iod
Keterangan
1.
Amilum
Merah anggur
Mengandung Polisakarida
2.
Sukrosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
3.
Fruktosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
4.
Glukosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
       4.1.1 Uji Iod
                
       4.1.2 Uji Benedict
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Benedict
Keterangan
Sebelum Dipanasan
Setelah Dipanaskan
1.
Amilum
Biru
Biru
Tidak Ada Endapan
2.
Sukrosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
3.
Fruktosa
Biru
Cokelat
Banyak Endapan
4.
Glukosa
Biru
Hijau Kebiruan
Tidak Banyak Endapan

       4.1.3 Uji Fehling
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Fehling
Keterangan
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Amilum
Biru
Biru
Tidak Ada Endapan
2.
Sukrosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
3.
Fruktosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
4.
Glukosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan

       4.1.4 Uji Deteksi Gula Tebu
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Benedict
Keterangan
Sebelum Dipanaskan
Setelah Dipanaskan
1.
Air Tebu
Hijau
Cokelat
Banyak Endapan
4.2 Pembahasan
       4.2.1 Uji Iod
                 Pada hasil uji iod hanya pada amilum yang mengalami perubahan warna menjadi merah anggur. Berarti hanya amilum yang mengandung polisakarida. Karena apabila bahan karbohidrat yang akan di uji dengan penguji iod jika akan terbentuk adsorpsi berwarna spesifik seperti biru, merah anggur atau merah cokelat maka mengandung polisakarida. Berdasarkan teori yang termasuk senyawa polisakarida adalah amilum, glikogen, selulose, dan dekstrin.
       4.2.2 Uji Benedict
                 Pada hasil uji benedict hanya pada sukrosa dan fruktosa yang mengandung gula pereduksi. Karena terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan cokelt. Tidak hanya itu saja tetapi juga terdapat endapan. Hal ini membuktikan bahwa pada tabung reaksi tersebut telah terjadi reaksi kimia karena pada suasana alkali akan mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan endapan yag dihasilkan yaitu Cu2O yang berwarna merah bata atau cokelat.
       4.2.3 Uji Fehling
                 Pada hasil uji fehling sukrosa, fruktosa dan glukosa mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Berarti sesuai prosedur ketiga karbohidrat tersebut merupakan monosakarida. Karena karbohidrat apabila di uji dengan fehling jika berubah warna dan terjadi endapan membuktikan bahwa termasuk kelompok monosakarida. Tetapi berdasarkan ilmu pasti bahwa sukrosa termasuk kedalam disakarida. Mungkin terjadi perbedaan hasil ini karena kami kurang teliti dalam mengamati.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan hasil pratikum yang kami dapat pada hari ini. Kami dapat menarik kesimpulan bahwa :
              - Senyawa karbohidrat dapat kita jumpai didalam kehidupa sehari-hari.
              - Senyawa karbohidrat memiliki jumlah komposisi rumus yang sama dengan rumus molekul air.
              - Karbohidrat berdasarkan monomernya memiliki 3 jenis.
              - Karbohidrat dapat di uji dengan pereaksi benedict, fehling dan iod.
              - Karbohidrat juga memiliki manfaat yang banyak untuk industri.
5.2 Saran
Laporan pratikum ini saya akui masih banyak kekurangan. Demi sempurnanya laporan ini untuk itu saya minta saran dan pesan dari para pembaca sehingga dengan adanya kritik dan saran dari pembaca dapat membuat laporan ini sesempurna mungkin karena laporan ini sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk kita semua. Amin.