Jumat, 07 Desember 2012

Karbohidrat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah salah satu senyawa karbon yang sangat banyak ditemukan di alam dan dalam kehidupan sehari-hari. Secara kimiawi, senyawa ini tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total :
(CH2O)n
Karbohidrat termasuk ke dalam kelompok polihidroksil aldehid atau polihidroksi keton dan banyak sekali terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti pada umbi, pada buah, pada batang dan organ lainnya.
Karbohidrat menurut defenisi adalah kumpulan besar senyawa oksigen dan hidrogen yang dikombinasikan dengan karbon. Yang dikomposisinya sama dengan rumus air karena jumlah C, jumlah H, dan jumlah O-nya sama. Jadi yang menjadi perimbangan antara air dan C adalah sama (Suhardjo, 1992).
Secara keseluruhan karbohidrat adalah senyawa organik yang paling banyak ditemukan di alam, yang di produksi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Karena pada tumbuhan yang menyimpan energi adalah pati. Sedangkan tumbuhan pada saat melakukan fotosintesis tidak hanya membutuhkan energi dari cahaya tetapi juga dari pati yang disimpan di dalam kandungan tubuh tumbuhan tersebut (Poedjiadi, 2006).
1.2  TUJUAN
-          Untuk membedakan jenis karbohidrat berdasarkan reaksi warna terhadap beberapa reagen spesifik ( iod, benedict dan fehling).
-          Untuk mendeteksi jenis-jenis karbohidrat yang terkandung dalam beberapa bahan makanan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh (Poedjiadi, 2006).
Karbohidrat dapat dibagi atas tiga jenis :
1.    Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa (Murray, 2003).
2.    Disakarida
Disakarida adalah dua molekul monosakarida yang bergabung bersama dan dihubungkan oleh oksigen dan kehilangan satu buah molekul air yang berupa sukrosa, maltosa dan laktosa (Lehninger, 1997).
3.    Oligosakarida
            Oligosakarida merupakan Karbohidrat yang tersusun oleh beberapa monosakarida. Kelompok ini terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi (nonreducing) (Lehninger, 1997).
4.    Polysakarida
            Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (almatsier, 2003).
Polysakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebi dari 10 monosakarida. Kelompok ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
a.    Homopolisakarida
Homopolysakarida adalah polysakarida yang tersusun atas satu jenis dari monosakarida yang diikat oleh ikatan glikosida, seperti galactan, mannan, fructosans, dan glucosans (cellulose, dextrin, glycogen, dan starch / pati)
b.    Heteropolisakarida
c.    Polisakarida mengandung N (chitin) ( Suhardjo, 1992).
Fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut :
-          Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak di dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk (Murray, 2003).
-          Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2 (Supriyanti, 2006).
-          Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun (Murray, 2003).
-          Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Poedjiadi, 2006).
-          Membantu Pengeluaran Feses

Analisis karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.   Dengan pereaksi fehling
        Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam knatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan di endapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1 %, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1 %, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan ( Purba, 1994).
2.   Pereaksi benedict
        Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict berdifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine dari pada pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih peka dari pada pereaksi fehling.Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan ( Poedjiadi, 2006).
3.   Pereaksi Iodium
Pengujian dengan pereaksi fehling, benedict, dan iodium merupakan pengujian secara kualitatifnya, dimana hanya mengetahui ada atau tidaknya karbohidrat dalam bahan makanan yang di uji. Selain itu ada juga pengujiannya secara kuantitatif, dimana pengujian ini untuk mengetahui berapa kandungan karbohidrat dalam bahan makanan yang diuji (Lehninger, 1997).


BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
       Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di labor Fisiologi Hewan  pada jam 14:00 siang pada tanggal 13 Desember 2010.
3.2 ALAT & BAHAN
       3.2.1 Reaksi Warna Terhadap Karbohidrat
                 Tabung reaksi, penangas air, beaker glass, pipet tetes, tang krush, amilum, dekstrin, sukrosa, fruktosa, galaktosa (masing-masing dengan konsentrasi 2%), reagen benedict, fehling A dan fehling B, larutan iod.
       3.2.2 Pendeteksian Gula Pereduksi Dalam Bahan Makanan
                 Tabung reaksi, penangas air, tang krush, beaker glass, pipet tetes, reagen benedict, ekstrak buah yang berwarna putih (rambutan, srikaya, air tebu).
3.3 CARA KERJA
       3.3.1 Uji Iod
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum, sukrosa, fruktosa, dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu ditambah 2 tetes larutan iodium. Di aduk beberapa detik dengan cara diguncang-guncangkan tabung reaksi tersebut. Amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi. Di catat hasil pengamatan dan ditentukan jenis karbohidrat yang akan memperlihatkan reaksi positif terhadap iod.
       3.3.2 Uji Benedict
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum, sukrosa, fruktosa dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi yang sudah diberi label sesuai dengan jenis karbohidrat yang dimasukkan. Setelah itu ditambah 5 tetes reagen benedict dan dihomogenkan. Lalu didihkan menggunakan penangas air selama 5 menit. Kemudian didinginkan perlahan-lahan dan amati warna atau endapan yang terbentuk. Di catat hasil pengamatannya di lembar kerja pratikum.
       3.3.3 Uji Fehling
                 Tabung reaksi disediakan 4 buah, lalu masukkan 10 tetes larutan fehling A dan B. Lalu dipanaskan ke dalam penangas air hingga mendidih. Kemudian ditambah larutan karbohidrat yang akan di uji sebanyak 3 tetes. Di panaskan kembali keseluruhan tabung di dalam penangas air hingga terjad perubahan warna. Catat warna yang terbentuk pada masing-masing tabung.
       3.3.4 Uji Pendeteksian Gula Tebu
                 1 buah tabung reaksi di masukkan 3 tetes air gula tebu yang akan di uji. Kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi benedict dan diaduk hingga homogen. Lalu panaskan ke dalam penangas air selama 5 menit dan di dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna larutan atau endapan yang terbentuk. Bandingkan dengan warna sebelum pemanasan. Di catat di lembar kerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Iod
Keterangan
1.
Amilum
Merah anggur
Mengandung Polisakarida
2.
Sukrosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
3.
Fruktosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
4.
Glukosa
Warna Iod
Tidak Mengandung Polisakarida
       4.1.1 Uji Iod
                
       4.1.2 Uji Benedict
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Benedict
Keterangan
Sebelum Dipanasan
Setelah Dipanaskan
1.
Amilum
Biru
Biru
Tidak Ada Endapan
2.
Sukrosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
3.
Fruktosa
Biru
Cokelat
Banyak Endapan
4.
Glukosa
Biru
Hijau Kebiruan
Tidak Banyak Endapan

       4.1.3 Uji Fehling
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Fehling
Keterangan
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Amilum
Biru
Biru
Tidak Ada Endapan
2.
Sukrosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
3.
Fruktosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan
4.
Glukosa
Biru
Merah Bata
Banyak Endapan

       4.1.4 Uji Deteksi Gula Tebu
No.
Senyawa Uji
Reaksi Warna Terhadap Benedict
Keterangan
Sebelum Dipanaskan
Setelah Dipanaskan
1.
Air Tebu
Hijau
Cokelat
Banyak Endapan
4.2 Pembahasan
       4.2.1 Uji Iod
                 Pada hasil uji iod hanya pada amilum yang mengalami perubahan warna menjadi merah anggur. Berarti hanya amilum yang mengandung polisakarida. Karena apabila bahan karbohidrat yang akan di uji dengan penguji iod jika akan terbentuk adsorpsi berwarna spesifik seperti biru, merah anggur atau merah cokelat maka mengandung polisakarida. Berdasarkan teori yang termasuk senyawa polisakarida adalah amilum, glikogen, selulose, dan dekstrin.
       4.2.2 Uji Benedict
                 Pada hasil uji benedict hanya pada sukrosa dan fruktosa yang mengandung gula pereduksi. Karena terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan cokelt. Tidak hanya itu saja tetapi juga terdapat endapan. Hal ini membuktikan bahwa pada tabung reaksi tersebut telah terjadi reaksi kimia karena pada suasana alkali akan mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan endapan yag dihasilkan yaitu Cu2O yang berwarna merah bata atau cokelat.
       4.2.3 Uji Fehling
                 Pada hasil uji fehling sukrosa, fruktosa dan glukosa mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Berarti sesuai prosedur ketiga karbohidrat tersebut merupakan monosakarida. Karena karbohidrat apabila di uji dengan fehling jika berubah warna dan terjadi endapan membuktikan bahwa termasuk kelompok monosakarida. Tetapi berdasarkan ilmu pasti bahwa sukrosa termasuk kedalam disakarida. Mungkin terjadi perbedaan hasil ini karena kami kurang teliti dalam mengamati.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan hasil pratikum yang kami dapat pada hari ini. Kami dapat menarik kesimpulan bahwa :
              - Senyawa karbohidrat dapat kita jumpai didalam kehidupa sehari-hari.
              - Senyawa karbohidrat memiliki jumlah komposisi rumus yang sama dengan rumus molekul air.
              - Karbohidrat berdasarkan monomernya memiliki 3 jenis.
              - Karbohidrat dapat di uji dengan pereaksi benedict, fehling dan iod.
              - Karbohidrat juga memiliki manfaat yang banyak untuk industri.
5.2 Saran
Laporan pratikum ini saya akui masih banyak kekurangan. Demi sempurnanya laporan ini untuk itu saya minta saran dan pesan dari para pembaca sehingga dengan adanya kritik dan saran dari pembaca dapat membuat laporan ini sesempurna mungkin karena laporan ini sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk kita semua. Amin.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar