BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Karbohidrat adalah salah satu
senyawa karbon yang sangat banyak ditemukan di alam dan dalam kehidupan
sehari-hari. Secara kimiawi, senyawa ini tersusun atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total :
(CH2O)n
Karbohidrat
termasuk ke dalam kelompok polihidroksil aldehid atau polihidroksi keton dan
banyak sekali terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti pada umbi, pada buah, pada
batang dan organ lainnya.
Karbohidrat
menurut defenisi adalah kumpulan besar senyawa oksigen dan hidrogen yang
dikombinasikan dengan karbon. Yang dikomposisinya sama dengan rumus air karena
jumlah C, jumlah H, dan jumlah O-nya sama. Jadi yang menjadi perimbangan antara
air dan C adalah sama (Suhardjo, 1992).
Secara
keseluruhan karbohidrat adalah senyawa organik yang paling banyak ditemukan di
alam, yang di produksi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Karena
pada tumbuhan yang menyimpan energi adalah pati. Sedangkan tumbuhan pada saat
melakukan fotosintesis tidak hanya membutuhkan energi dari cahaya tetapi juga
dari pati yang disimpan di dalam kandungan tubuh tumbuhan tersebut (Poedjiadi,
2006).
1.2 TUJUAN
-
Untuk membedakan jenis karbohidrat
berdasarkan reaksi warna terhadap beberapa reagen spesifik ( iod, benedict dan
fehling).
-
Untuk mendeteksi jenis-jenis karbohidrat
yang terkandung dalam beberapa bahan makanan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen.
Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi
utama
karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam
tubuh (Poedjiadi,
2006).
Karbohidrat dapat dibagi atas tiga
jenis :
1.
Monosakarida
Sebagian besar
monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin
karbon. Atom-atom hidrogen
dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai
gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi,
yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini
mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom
hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan
atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam
susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya
larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat
di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil
ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa
struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting
dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon
disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa (Murray, 2003).
2. Disakarida
Disakarida adalah dua molekul
monosakarida yang bergabung bersama dan dihubungkan oleh oksigen dan kehilangan
satu buah molekul air yang berupa sukrosa, maltosa dan laktosa (Lehninger,
1997).
3. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan Karbohidrat
yang tersusun oleh beberapa monosakarida. Kelompok ini terdiri
dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dll. Namun
paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari maltosa,
laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula
reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi
(nonreducing) (Lehninger, 1997).
4. Polysakarida
Karbohidrat kompleks
ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam
bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah
pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (almatsier, 2003).
Polysakarida
merupakan karbohidrat yang tersusun lebi dari 10 monosakarida. Kelompok
ini terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Homopolisakarida
Homopolysakarida adalah polysakarida yang tersusun atas satu
jenis dari monosakarida yang diikat oleh ikatan glikosida, seperti galactan,
mannan, fructosans, dan glucosans (cellulose, dextrin, glycogen, dan starch / pati)
b. Heteropolisakarida
c. Polisakarida
mengandung N (chitin) ( Suhardjo,
1992).
Fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut :
-
Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi
bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh
dunia, karena banyak di
dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4
kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah
sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang
yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk (Murray, 2003).
-
Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat
memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalag gula yang paling manis. Bila
tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa
adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2 (Supriyanti, 2006).
-
Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun (Murray, 2003).
-
Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam
asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan
ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh (Poedjiadi, 2006).
-
Membantu Pengeluaran Feses
Analisis karbohidrat
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.
Dengan
pereaksi
fehling
Pereaksi ini dapat
direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat
direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu
larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan
larutan fehling B adalah larutan garam knatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan
terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu
karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion
Cu+
yang dalam suasana basa akan di endapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1 %,
pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan
larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1 %, endapan yang terjadi
berwarna hijau kekuningan ( Purba, 1994).
2. Pereaksi
benedict
Pereaksi ini berupa
larutan yang mengandung kupri sulfat,
natrium karbonat dan natrium sitrat.
Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian
mengendap sebagai Cu2O.
Adanya natrium karbonat
dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict berdifat basa lemah. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih
banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine dari pada
pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat
atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi
tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih
peka dari pada
pereaksi fehling.Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya
terdiri atas satu macam larutan,
sedangkan pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan ( Poedjiadi, 2006).
3.
Pereaksi Iodium
Pengujian dengan pereaksi fehling, benedict, dan
iodium merupakan pengujian secara kualitatifnya, dimana hanya mengetahui ada
atau tidaknya karbohidrat dalam bahan makanan yang di uji. Selain itu ada juga
pengujiannya secara kuantitatif, dimana pengujian ini untuk mengetahui berapa kandungan
karbohidrat dalam bahan makanan yang diuji (Lehninger,
1997).
BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di
labor Fisiologi Hewan pada jam 14:00 siang pada tanggal 13 Desember 2010.
3.2 ALAT &
BAHAN
3.2.1 Reaksi Warna Terhadap Karbohidrat
Tabung reaksi, penangas air, beaker glass, pipet
tetes, tang krush, amilum, dekstrin, sukrosa, fruktosa, galaktosa
(masing-masing dengan konsentrasi 2%), reagen benedict, fehling A dan fehling
B, larutan iod.
3.2.2 Pendeteksian Gula Pereduksi Dalam
Bahan Makanan
Tabung reaksi, penangas air, tang
krush, beaker glass, pipet tetes, reagen benedict, ekstrak buah yang berwarna
putih (rambutan, srikaya, air tebu).
3.3
CARA KERJA
3.3.1
Uji Iod
Tabung reaksi disediakan 4
buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum,
sukrosa, fruktosa, dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah
itu ditambah 2 tetes larutan iodium. Di aduk beberapa detik dengan cara
diguncang-guncangkan tabung reaksi tersebut. Amati perubahan warna yang terjadi
pada masing-masing tabung reaksi. Di catat hasil pengamatan dan ditentukan
jenis karbohidrat yang akan memperlihatkan reaksi positif terhadap iod.
3.3.2 Uji Benedict
Tabung reaksi disediakan 4
buah, lalu masukkan 3 tetes larutan karbohidrat yang akan di uji (amilum,
sukrosa, fruktosa dan glukosa) ke dalam masing-masing tabung reaksi yang sudah
diberi label sesuai dengan jenis karbohidrat yang dimasukkan. Setelah itu
ditambah 5 tetes reagen benedict dan dihomogenkan. Lalu didihkan menggunakan
penangas air selama 5 menit. Kemudian didinginkan perlahan-lahan dan amati
warna atau endapan yang terbentuk. Di catat hasil pengamatannya di lembar kerja
pratikum.
3.3.3 Uji Fehling
Tabung reaksi disediakan 4
buah, lalu masukkan 10 tetes larutan fehling A dan B. Lalu dipanaskan ke dalam
penangas air hingga mendidih. Kemudian ditambah larutan karbohidrat yang akan
di uji sebanyak 3 tetes. Di panaskan kembali keseluruhan tabung di dalam
penangas air hingga terjad perubahan warna. Catat warna yang terbentuk pada
masing-masing tabung.
3.3.4 Uji Pendeteksian Gula Tebu
1 buah tabung reaksi di
masukkan 3 tetes air gula tebu yang akan di uji. Kemudian ditambahkan 5 tetes
pereaksi benedict dan diaduk hingga homogen. Lalu panaskan ke dalam penangas
air selama 5 menit dan di dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna larutan
atau endapan yang terbentuk. Bandingkan dengan warna sebelum pemanasan. Di
catat di lembar kerja.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
No.
|
Senyawa Uji
|
Reaksi Warna Terhadap Iod
|
Keterangan
|
1.
|
Amilum
|
Merah anggur
|
Mengandung Polisakarida
|
2.
|
Sukrosa
|
Warna Iod
|
Tidak Mengandung Polisakarida
|
3.
|
Fruktosa
|
Warna Iod
|
Tidak Mengandung Polisakarida
|
4.
|
Glukosa
|
Warna Iod
|
Tidak Mengandung Polisakarida
|
4.1.1 Uji Iod
4.1.2 Uji Benedict
No.
|
Senyawa Uji
|
Reaksi Warna Terhadap Benedict
|
Keterangan
|
|
Sebelum Dipanasan
|
Setelah Dipanaskan
|
|||
1.
|
Amilum
|
Biru
|
Biru
|
Tidak Ada Endapan
|
2.
|
Sukrosa
|
Biru
|
Merah Bata
|
Banyak Endapan
|
3.
|
Fruktosa
|
Biru
|
Cokelat
|
Banyak Endapan
|
4.
|
Glukosa
|
Biru
|
Hijau Kebiruan
|
Tidak Banyak Endapan
|
4.1.3 Uji Fehling
No.
|
Senyawa Uji
|
Reaksi Warna Terhadap Fehling
|
Keterangan
|
|
Warna Awal
|
Warna Akhir
|
|||
1.
|
Amilum
|
Biru
|
Biru
|
Tidak Ada Endapan
|
2.
|
Sukrosa
|
Biru
|
Merah Bata
|
Banyak Endapan
|
3.
|
Fruktosa
|
Biru
|
Merah Bata
|
Banyak Endapan
|
4.
|
Glukosa
|
Biru
|
Merah Bata
|
Banyak Endapan
|
4.1.4 Uji Deteksi Gula Tebu
No.
|
Senyawa Uji
|
Reaksi Warna Terhadap Benedict
|
Keterangan
|
|
Sebelum Dipanaskan
|
Setelah Dipanaskan
|
|||
1.
|
Air Tebu
|
Hijau
|
Cokelat
|
Banyak Endapan
|
4.2
Pembahasan
4.2.1 Uji Iod
Pada hasil uji iod hanya pada
amilum yang mengalami perubahan warna menjadi merah anggur. Berarti hanya
amilum yang mengandung polisakarida. Karena apabila bahan karbohidrat yang akan
di uji dengan penguji iod jika akan terbentuk adsorpsi berwarna spesifik
seperti biru, merah anggur atau merah cokelat maka mengandung polisakarida. Berdasarkan
teori yang termasuk senyawa polisakarida adalah amilum, glikogen, selulose, dan
dekstrin.
4.2.2 Uji Benedict
Pada hasil uji benedict hanya
pada sukrosa dan fruktosa yang mengandung gula pereduksi. Karena terjadi
perubahan warna dari biru menjadi merah bata dan cokelt. Tidak hanya itu saja
tetapi juga terdapat endapan. Hal ini membuktikan bahwa pada tabung reaksi
tersebut telah terjadi reaksi kimia karena pada suasana alkali akan mereduksi
ion Cu2+ menjadi Cu+ dan endapan yag dihasilkan yaitu Cu2O
yang berwarna merah bata atau cokelat.
4.2.3 Uji Fehling
Pada hasil uji fehling sukrosa,
fruktosa dan glukosa mengalami perubahan warna menjadi merah bata. Berarti
sesuai prosedur ketiga karbohidrat tersebut merupakan monosakarida. Karena
karbohidrat apabila di uji dengan fehling jika berubah warna dan terjadi
endapan membuktikan bahwa termasuk kelompok monosakarida. Tetapi berdasarkan
ilmu pasti bahwa sukrosa termasuk kedalam disakarida. Mungkin terjadi perbedaan
hasil ini karena kami kurang teliti dalam mengamati.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum yang kami dapat pada hari ini. Kami
dapat menarik kesimpulan bahwa :
- Senyawa karbohidrat dapat kita
jumpai didalam kehidupa sehari-hari.
- Senyawa karbohidrat memiliki
jumlah komposisi rumus yang sama dengan rumus molekul air.
- Karbohidrat berdasarkan
monomernya memiliki 3 jenis.
- Karbohidrat dapat di uji dengan
pereaksi benedict, fehling dan iod.
- Karbohidrat juga memiliki
manfaat yang banyak untuk industri.
5.2 Saran
Laporan pratikum ini saya akui masih banyak kekurangan. Demi
sempurnanya laporan ini untuk itu saya minta saran dan pesan dari para pembaca
sehingga dengan adanya kritik dan saran dari pembaca dapat membuat laporan ini
sesempurna mungkin karena laporan ini sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang
akan berguna untuk kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar