Minggu, 12 Mei 2013

METAMORFOSIS DAN REGENERASI



PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Pepper pratikum ini merupakan pegangan dan petunjuk bagi mahasiswa untuk melaksanakan pratikum. Karena dengan adanya pepper pratikum ini mahasiswa mesti mencari bahan berdasarkan judul pratikum ini mahasiswa mesti mencari judul pratikum setiap minggu. Sehingga mahasiswa dapat belajar dan mengetahui apa saja yang akan di pratikumkan sesuai objek yang berdasarkan jurnal.

      Hewan yang akan diperiksa dan diamati adalah hewan vertebrata yang mewakili setiap species mulai dari proses sampai dengan mamalia. Adapun objek pratikum minggu ini adalah “METAMORFOSIS REGENERASI”.

      Pada pratikum ini kami mesti dapat mengamati variasi struktur dari katak membina kemampuan untuk menafsirkan apa saja yang tampak antara struktur khasnya.

1.2  Tujuan
      Untuk mengetahui lapisan dan proses terbentuknya metamorfosis dan regenerasi

1.3  Tinjauan Pustaka
      Metamorfosis adalah pembelahan larva suatu hewan menjadi hewan dewasa. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu. Berudu di air setelah berumur 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas (Djuhanda, 1981).

      Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Pada umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentu, insang tidak berfungsi lagi, ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Maka bentuk dari muka akan lebih jelas. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak (Shearer, 2008).
                  Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfhibi pada umumnya. Beberapa species salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak species kodok tropis meletakkan telurnya di darat, dimana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap kembali (Yatim, 1994).

      Pada amfhibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara drasmatis dan kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubahan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid (Djarubito, 1990).

      Perubahan lokomosi terjadi dari gerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdifferensiasi. Telinga bagian tengah berkembang dan membran tifany teletak pada bagian telinga luar (Machmudin, 2008).

      Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Pada anelida kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal sedikit dan terbatas pada bagian ujung anggota pada reptil dan amphibi (Djuhanda, 1981).

      Cacing tanah yang tubuhnya putus atau rusak akan tetap hidup kembali dan akan terus dapat melanjutkan peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah. Cacing ini juga dimanfaatkan untuk pembuatan kompos (Shearer, 2008).

PELAKSANAAN PRATIKUM

2.1 Waktu & Tempat
     Pelaksanaan pratikum ini dilakukan di labor Perkembangan Hewan pada jam 14:00 siang pada tanggal 30 Desember 2010.
2.2 Alat & Bahan
    Planaria, berudu berkaki, gelas aqua, air, pinset, kaca objek, kerta milimeter, label, spidol permanen, keranjang, tisue.
2.3 Cara Kerja
    Berudu berkaki diletakkan didalam aqua gelas yang sudah berisi air, dimana salah satu digitinya sudah dipotong dan diamati perkembangannya dalam beberapa hari ke depan. Sedangkan planaria diambil pakai pinset diletak di atas kaca objek diukur dengan kertas milimeter dan diletakkan ke dalam aquades 1 yang sudah berisi air dan kuning telur. Lalu ambil planaria lain, diukur dan di potong transversal 2, setelah dipotong lalu diukur kembali dan diletakkan ke dalam aqua gelas yang berbeda. Begitu seterusnya dengan pembelahan transversal 3, longitudinal, pembelahan kepala dan pembelahan ekor. Lalu amati dalam beberapa hari kemudian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkuran planaria
a.       Planaria utuh
Ukuran = 10mm (gelas A)
b.      Planaria potong transversal
Ukuran sebelum = 9mm
Ukuran sesudah dipotong :
Ekor = 5mm (gelas B)
Kepala = 4mm (gelas C)
c.    Planaria potong transversal 3
Ukuran sebelum = 9mm
Ukuran sesudah di potong :
Kepala = 4mm (gelas D)
Badan tengah = 2mm (gelas E)
Ekor = 3mm (gelas F)
d.   Planaria potong longitudinal
Ukuran sebelum = 10mm
Ukuran sesudah di potong :
Sisi kanan = 5mm (gelas G)
Sisi kiri = 5mm (gelas G)
e.    Planaria belah kepala
Ukuran sebelum = 12mm
Ukuran sesudah di potong :
Sisi kiri = 6mm (gelas H)
Sisi kanan = 6mm (gelas H)
f.     Planaria belah ekor
Ukuran sebelum = 10mm
Ukuran sesudah di potong :
Sisi kiri = 5mm (gelas I)
Sisi kanan = 5mm (gelas I)

Perkembangan Hari
Keterangan
a
b
c
d
e
f
g
h
i
senin/3/1/11
13mm
6mm
5mm
4,5mm
3mm
4mm
5mm
6mm
5,5mm
kamis/6/1/11
17mm
6,7mm
5,5mm
5mm
3,5mm
5mm
5,5mm
7mm
6mm
senin/10/1/11
22mm
7,1mm
6mm
6mm
4mm
6mm
6mm
8mm
6,5mm
kamis/13/1/11
25mm
7,3mm
7,5mm
7mm
4,5mm
7mm
6,5mm
9mm
7mm



PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan hari ini kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu:
- Pharynx planaria berada di perut
- Pada planaria terdapat neoblast yang berperan dalam pembentukan jaringan rusak
- Pada amphibia pertumbuhan digiti yang di potong berlangsung lama
4.2 Saran
Laporan pratikum ini saya akui masih banyak kekurangan. Demi sempurnanya laporan ini untuk itu saya minta saran dan pesan dari para pembaca sehingga dengan adanya kritik dan saran dari pembaca dapat membuat laporan ini sesempurna mungkin karena laporan ini sarat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Djarubito, Brotowidjoyo. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga LP4 : Jakarta
Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico : Bandung
Machmudin, Dadang dan tim. 2008. Embriologi Hewan. Bandung : Biologi FMIPA UPI
Shearer, J.K. 2008. Anatomi dan Psikologi Reproduksi. Florida : Universitas Andalas
Yatim, Wildan. 1976. Embriologi. Tarsito : Bandung















Tidak ada komentar:

Posting Komentar